BeritaInvestor.id – Saham PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) mengalami penurunan pada hari Selasa (5/12/2023), mengikuti lonjakan yang terjadi sehari sebelumnya. Pergerakan turun ini terjadi setelah tercatat bahwa Lo Kheng Hong, seorang investor terkemuka di Indonesia, menambah kepemilikan sahamnya di GJTL. Menurut data RTI Business hingga pukul 10.00 WIB, saham GJTL mengalami koreksi sebesar 9,91% dan mencapai level Rp1.000. Ini terjadi setelah saham emiten konsumer siklikal ini sebelumnya menguat 24,72% pada perdagangan Senin (4/12/2023).
Lo Kheng Hong, yang telah dikenal sebagai salah satu investor veteran Indonesia, terlihat kembali memasuki jajaran pemegang saham utama Gajah Tunggal. Data per 30 September 2023 mencatat bahwa Lo Kheng Hong memegang 160,39 juta lembar saham GJTL, setara dengan 4,60%, menjadikannya pemegang saham terbesar ketiga. Meskipun jumlah kepemilikan Lo Kheng Hong mengalami penurunan dari akhir tahun 2022, namun per 30 November 2023, jumlah sahamnya kembali meningkat menjadi 175,56 juta lembar.
Lo Kheng Hong sendiri mengkonfirmasi penambahan kepemilikan sahamnya di GJTL, menyatakan bahwa keputusannya didasarkan pada kinerja positif perusahaan dan harga saham yang terjangkau. “Betul, saya menambah saham GJTL,” ujarnya kepada Bisnis pada Jumat (1/12/2023). Dengan penambahan ini, persentase kepemilikan saham oleh Lo Kheng Hong mencapai 5,04%, membawanya kembali ke jajaran pemegang saham utama GJTL dengan kepemilikan di atas 5%. Sejak awal 2021, Lo Kheng Hong telah menjadi pemegang saham GJTL dengan kepemilikan di atas 5%, dengan puncak kepemilikan mencapai 5,06% pada periode tersebut.
Data Bloomberg menunjukkan bahwa Lo Kheng Hong mulai mengakumulasi saham GJTL pada akhir Desember 2020 dengan harga penutupan Rp655, dan sejak itu, ia secara berulang kali menambah kepemilikan hingga awal 2022. Seiring dengan penambahan kepemilikan oleh investor terkemuka ini, pasar merespons dengan penurunan saham GJTL setelah kenaikan sehari sebelumnya.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor