BeritaInvestor.id – Industri maskapai penerbangan di Indonesia terus menarik perhatian dengan berbagai kabar terbaru, seperti kehadiran maskapai baru BBN Airlines Indonesia, dibebaskannya pilot Susi Air dari sandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, hingga penunjukan pemilik Lion Air, Rusdi Kirana, sebagai Wakil Ketua MPR, dan kasus hukum yang menjerat bos Sriwijaya Air, Hendry Lie. Di balik maskapai-maskapai penerbangan ini, terdapat sejumlah tokoh yang mengendalikan operasi bisnisnya. Berikut adalah beberapa pemilik maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia:
1. Rusdi dan Kusnan Kirana – Lion Air Group
Rusdi Kirana, yang baru-baru ini dilantik sebagai Wakil Ketua MPR dari fraksi PKB, bersama saudaranya Kusnan Kirana, mendirikan Lion Air Group. Mereka memulai bisnis penerbangan dengan visi membuat penerbangan terjangkau bagi masyarakat luas. Rusdi, yang dulunya berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila dan menjalani bisnis sebagai calo tiket di Bandara Soekarno-Hatta, berhasil memahami seluk-beluk dunia penerbangan.
Duo ini mendirikan Lion Air pada 1999 dengan modal dua pesawat sewaan. Lion Air kini memiliki beberapa anak perusahaan, termasuk Batik Air, Wings Air, Malindo Air, Thai Lion Air, dan Super Air Jet.
2. Chandra Lie dan Hendry Lie – Sriwijaya Air
Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie bersama saudaranya, Hendry Lie, serta rekan-rekan mereka Johannes Bundjamin dan Andy Halim. Maskapai ini berdiri pada tahun 2003 dan memulai penerbangan dengan satu pesawat Boeing 737-200. Selain Sriwijaya Air, mereka juga mengembangkan NAM Air sebagai feeder untuk penerbangan jarak pendek.
Saat ini, Sriwijaya Air Group mengoperasikan 48 pesawat Boeing dengan 53 rute, termasuk rute internasional Medan-Penang dan rute lainnya.
3. China Aircraft Leasing Group Holdings Limited – TransNusa
TransNusa didirikan pada 2005 dan fokus pada penerbangan dengan segmentasi medium service. Maskapai ini dimiliki oleh PT TransNusa Aviation Mandiri, yang merupakan bagian dari Link Asia. Pada 2023, TransNusa membeli pesawat dari Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) sebagai bagian dari strategi pemulihan pasca-pandemi. Saat ini, China Aircraft Leasing Group Holdings Limited (CALC) memegang 49% saham TransNusa.
4. Avia Solutions Group – BBN Airlines Indonesia
BBN Airlines Indonesia, yang resmi mengudara pada 27 September 2024, merupakan anak perusahaan dari Avia Solutions Group, perusahaan yang berbasis di Dublin, Irlandia. Meski namanya mirip dengan perusahaan taksi BlueBird, BBN Airlines tidak memiliki afiliasi dengan Blue Bird Group. BBN Airlines adalah bagian dari ekspansi Avia Solutions Group, penyedia layanan Aircraft, Crew, Maintenance, and Insurance (ACMI) dengan armada global lebih dari 199 pesawat.
5. Susi Pudjiastuti – Susi Air
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mendirikan Susi Air pada 2004. Maskapai ini awalnya didirikan sebagai pesawat bantuan saat gempa bumi dan tsunami melanda Medan pada Desember 2004. Saat ini, Susi Air mengoperasikan 49 pesawat, termasuk pesawat Cessna Grand Caravan dan helikopter Agusta Westland. Maskapai ini melayani lebih dari 196 rute domestik dan beroperasi dari 20 basis operasional di seluruh Indonesia.
6. BUMN – Garuda Indonesia dan Pelita Air Service
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah maskapai milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Garuda Indonesia, yang memiliki 144 pesawat, beroperasi di bawah naungan Garuda Indonesia Group bersama dengan Citilink, yang mengoperasikan 58 pesawat. Garuda juga merupakan anggota aliansi SkyTeam, yang memungkinkan penumpang untuk terhubung dengan lebih dari 1.000 destinasi di 177 negara.
Selain Garuda, BUMN juga memiliki Pelita Air Service (PAS), anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero), yang beroperasi di sektor penerbangan domestik.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor