Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Airlangga Yakin Lebaran Dorong Ekonomi Meski Konsumsi Lesu, BI Peringatkan Anomali Makro

by Tim Redaksi
28, March, 2025
in Ekonomi
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Meski konsumsi rumah tangga lesu menjelang Lebaran 2025, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto yakin momentum Idulfitri masih bisa dorong pertumbuhan ekonomi kuartal I. Pemerintah menekankan program THR dan insentif belanja sebagai pengungkit daya beli.

Pola Belanja Anomali Menyebabkan Deflasi
Center of Reform on Economics (Core) mencatat kelompok menengah ke bawah mengurangi belanja jelang Ramadan. Data BPS memperkuat ini: inflasi bulanan Februari 2025 turun -0,48% secara tahunan (-0,09%) dan year to date (-1,24%). Deflasi terjadi bahkan pada makanan, minuman, serta listrik—sektor yang biasanya naik. Kelompok perumahan terdampak insentif tarif listrik 50% (Jan-Feb), sementara sektor makanan turun -0,12% bulanan.

Retail dan Transaksi Keuangan Jatuh
Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari 2025 terkontraksi 0,5% (yoy), dipicu penurunan penjualan makanan hingga -1,7%. Ritel besar seperti Indomaret hanya tumbuh 4% pada 2024 vs 44,7% tahun sebelumnya. Transaksi ATM/debit turun signifikan (-4%) sementara kartu kredit stagnan di 8%, jauh di bawah tren prapandemi.

Impor dan Pemudik Menurun
BPS mencatat impor bahan konsumsi Februari 2025 anjlok 10,6% dibanding Januari, atau -21% dari tahun lalu. Kementerian Perhubungan memproyeksi pemudik Lebaran turun 24% (146 juta orang) vs 2024 akibat penurunan daya beli.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Peringatan BI: Ketidakstabilan Makro
Pemangkasan konsumsi terjadi sejak IPR stagnan di bawah 5% pasca-2017. Survei Bank Indonesia juga menunjukkan ekspektasi penghasilan turun 1,1%, sementara lapangan kerja jatuh -2,1%. Kondisi ini menggambarkan tekanan sistemik pada daya beli masyarakat.

Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Previous Post

IHSG Naik 0,59% Didorong Saham Properti dan LQ45

Next Post

WOMF Alokasi Dividen Rp78,87 Miliar dengan Jadwal Khusus April 2025

Next Post

WOMF Alokasi Dividen Rp78,87 Miliar dengan Jadwal Khusus April 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor