PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO), sebuah perusahaan subholding milik Pertamina, mencatatkan laba bersih sebesar US$ 46,96 juta pada kuartal pertama tahun 2023. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 49,31% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai US$ 31,45 juta.
Berdasarkan laporan keuangannya, pertumbuhan laba tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan usaha sebesar 18,97% pada kuartal I tahun ini, mencapai US$ 102,61 juta dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 86,25 juta.
Pendapatan tersebut berasal dari operasi perusahaan melalui PT Indonesia Power dan PLN, dengan total mencapai US$ 96,43 juta, serta dari biaya produksi yang diizinkan senilai US$ 6,18 juta.
Dalam sejalan dengan peningkatan pendapatan usaha, beban pokok pendapatan dan beban langsung lainnya juga mengalami kenaikan sebesar 3%, menjadi US$ 41,13 juta dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 39,93 juta.
Dengan demikian, PGEO mencatatkan kenaikan laba kotor sebesar 32,75% secara tahunan pada kuartal I tahun ini, mencapai US$ 61,48 juta dari sebelumnya yang sebesar US$ 46,31 juta.
Sementara itu, nilai ekuitas perseroan mencapai US$ 1,88 miliar, mengalami peningkatan signifikan dari posisi akhir tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,25 miliar.
Total liabilitas turun menjadi US$ 971,87 juta, dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,21 miliar. Di sisi lain, jumlah aset perusahaan mencapai US$ 2,85 miliar, mengalami peningkatan dari posisi akhir tahun sebelumnya yang senilai US$ 2,47 miliar.