BeritaInvestor.id – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membukukan laba bersih senilai US$ 1,64 miliar (sekitar Rp 25,3 triliun) sepanjang 2023, turun 34% dibandingkan tahun 2022.
Penurunan laba bersih ini disebabkan oleh:
- Penurunan pendapatan usaha hampir 20% menjadi US$ 6,51 miliar
- Kenaikan beban pokok pendapatan 15% menjadi US$ 3,98 miliar
- Penurunan harga jual rata-rata (ASP) batu bara 26%
Meskipun laba bersih turun, ADRO tetap menunjukkan beberapa pencapaian positif di tahun 2023:
- Volume penjualan batu bara naik 7% menjadi 65,71 juta ton, melampaui target
- Laba inti US$ 1,87 miliar
- EBITDA operasional US$ 2,55 miliar
- Margin EBITDA operasional 39%
- Posisi kas bersih US$ 1,936 miliar
- Posisi kas US$ 3,31 miliar
Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy, Garibaldi ‘Boy’ Thohir, optimistis terhadap prospek masa depan perusahaan dan keinginan untuk mendiversifikasi sumber pendapatan.
Diversifikasi Usaha:
- Memulai konstruksi smelter aluminium di Kalimantan Utara
- Meletakkan batu pertama untuk pembangkit listrik tenaga air di Kalimantan Utara
- Meningkatkan kontribusi batu bara metalurgi menjadi 17% dari pendapatan
Disclaimer:
Informasi ini tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi investasi. Selalu lakukan riset dan analisis sendiri sebelum mengambil keputusan investasi.