Perusahaan angkutan laut, PT Pelayaran Kurnia Lautan Semesta Tbk (KLAS) bersiap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak-banyaknya 540 juta saham atau 24,94%.
Perseroan membuka harga penawaran di kisaran Rp 140-146 per saham sehingga dana yang bakal diraih antara sebanyak-banyak Rp 75,6-78,84 miliar. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah Panin Sekuritas.
Masa penawaran awal (bookbuilding) berlangsung dari 23-26 Mei 2023. Masa penawaran umumnya diperkirakan berlangsung pada 6-8 Juni. Sementara pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) diharapkan pada 12 Juni.
Pelayaran Kurnia Lautan Semesta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran angkutan laut dengan armada kapal tongkang. Saat ini perseroan mengoperasikan 4 set armada tug boat dan tongkang.
Perseroan melayani pengangkutan barang komoditas seperti pasir kuarsa, nikel, dan sebagainya. Perseroan melalui perusahaan anak juga memiliki kegiatan usaha penggalian kuarsa, penjualan kaca lembaran, penyewaan alat berat, dan penyewaan dump truk untuk mendukung kegiatan operasional pertambangan.
Dana dari IPO rencananya akan digunakan sekitar 66,60% untuk pembelian 4 set kapal (tugboat) dan tongkang (barge); 14,65% akan digunakan oleh perseroan untuk penyetoran modal kepada anak usaha, yaitu PT Karya Cipta Lahanindo (KCL); sekitar 11,99% untuk pembelian mesin cuci pasir dan pemurnian; sekitar 18,75% untuk modal kerja.
KCL merupakan perusahaan anak langsung perseroan yang bergerak di bidang penggalian kuarsa/pasir kuarsa, di mana perseroan telah melakukan penyertaan sejak tahun 2018.
Pemegang saham KLAS sebelum IPO terdiri dari Kurnyatjan Sakti Efendie sebanyak 99,87% dan Nickolas Tjan Sakti Efendie 0,13%.
Hingga 30 November 2022, perseroan mencatatkan pendapatan usaha Rp 179,42 miliar, naik 25,39% dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan raihan Rp 143,09 miliar. Biaya usaha naik dari Rp 104,97 miliar ke Rp 114,41 miliar. Adapun laba bruto Rp 65 miliar dari sebelumnya Rp 38,12 miliar.
Sementara laba tahun berjalan setelah pajak Rp 28,90 miliar, melambung 293,39% dari Rp 7,34 miliar per 31 November 2021.
Sumber : investor.id