BeritaInvestor.id – PT Bank Permata Tbk. (BNLI) melaporkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp 2,14 triliun per September 2023. Meskipun tercatat sebagai laba, angka ini mengalami penurunan sebesar 4,6% secara tahunan (yoy).
Dalam rincian data keuangan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) bank tetap menunjukkan pertumbuhan positif, naik sebesar 11,6% yoy menjadi Rp 7,44 triliun. Meskipun begitu, lonjakan beban bunga yang signifikan menjadi tantangan.
Beban (pemulihan) kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment juga meningkat secara mencolok, yakni sebesar 94,2% yoy menjadi Rp 1,87 triliun.
Dengan menurunnya laba bersih bank, rasio profitabilitas pun mengalami penurunan per September 2023. Tingkat pengembalian modal (return on equity/ROE) BNLI mengalami penurunan sebesar 51 basis poin (bps) menjadi 6,15%, sedangkan tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) turun sebesar 17 bps menjadi 1,47%.
Pertumbuhan aset dan kredit tetap menjadi sorotan positif. Total aset bank tumbuh sebesar 14,3% yoy, mencapai Rp 251,9 triliun, seiring dengan pertumbuhan kredit sebesar 2,4% yoy, mencapai Rp 138,9 triliun.
Sumber pendanaan bank semakin solid, dengan aset bank yang didukung oleh surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) dan surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo). Surat berharga reverse repo meningkat lebih dari 100 kali lipat menjadi Rp 31,88 triliun, sementara surat berharga repo mencapai Rp 3 triliun.
Kualitas aset bank juga menunjukkan peningkatan, dengan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross yang turun sebesar 20 basis poin (bps) menjadi 2,89% dan NPL nett yang turun sebesar 15 bps menjadi 0,33%.
Selain itu, total dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 181,8 triliun hingga akhir September 2023, mengalami pertumbuhan sebesar 12,6% yoy. Rasio dana murah atau current account savings account (CASA) mencapai 55,9%.
Sejalan dengan pertumbuhan DPK yang signifikan dibandingkan kredit, rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) bank mengalami penurunan dari 83,28% menjadi 75,6%.
Sebagai informasi, sejak tahun 2020, Bank Permata telah menjadi bagian dari Bangkok Bank Plc., dengan bank asal Thailand ini menguasai 98,71% saham BNLI.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor