BeritaInvestor.id – Emiten PT Timah Tbk (TINS) mengalami penurunan signifikan dalam laba bersihnya, mencapai 98,5% menjadi Rp16,26 miliar selama paruh pertama semester 1/2023. Perbandingannya dengan periode yang sama tahun lalu, TINS mencatatkan laba sebesar Rp1,08 triliun.
Penurunan laba TINS ini dipengaruhi oleh penurunan pendapatan sebesar 38% dari periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp4,56 triliun dari sebelumnya Rp7,47 triliun. Sementara itu, beban pokok pendapatan TINS mencapai Rp4,16 triliun, menurun dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp5,5 triliun.
Manajemen TINS menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh penurunan harga logam pada paruh pertama tahun 2023. Harga logam mengalami penurunan karena permintaan global yang lemah dan peningkatan persediaan logam timah di gudang LME.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, Fina Eliani, mengungkapkan, “Kondisi harga jual rerata logam timah dan cuaca yang belum mendukung sampai dengan semester 1-2023 masih menjadi penyebab penurunan produksi timah yang menggerus laba bersih Perseroan. Saat ini kepercayaan pihak kreditur atau institusi keuangan terhadap Perseroan masih kuat.”
TINS mencatatkan produksi bijih timah sebesar 7.755 ton atau mencapai 78% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9.901 ton. Produksi logam timah mencapai 8.100 metrik ton atau mencapai 92% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Volume penjualan TINS selama semester I/2023 mencapai 8.307 metrik ton. Harga jual rerata logam timah adalah USD26.828 per metrik ton, lebih rendah 35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD41.110 per metrik ton.
Dalam kuartal II 2023, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 92%, dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Jepang 17%; Korea Selatan 14%; Belanda 11%; Amerika Serikat 9%; Taiwan 9%; dan India 8%.
Dari sisi permodalan, nilai aset Perseroan pada kuartal II 2023 sebesar Rp12,80 triliun, sementara posisi liabilitas sebesar Rp6,12 triliun, naik 2% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp6,0 triliun. Liabilitas didukung oleh pinjaman bank dan utang obligasi pada kuartal II yang turun menjadi Rp2,72 triliun dari sebelumnya Rp2,77 triliun.
Dari segi ekuitas, TINS mencatatkan capaian sebesar Rp6,68 triliun, turun 5% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp7,04 triliun seiring dengan pembagian dividen yang dicadangkan.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor