BeritaInvestor.id – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 10,3 triliun selama semester pertama tahun 2023. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 17% dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 8,87 triliun.
Hingga akhir kuartal II 2023, kredit konsolidasi BNI mencapai Rp 650,8 triliun. Perseroan terus menjalankan strategi pertumbuhan pada segmen-segmen prioritas, yaitu pada debitur top tier mulai dari segmen korporasi dan bisnis prospektif yang masuk dalam sektor industri, hingga segmen konsumer, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
[tv-chart symbol=”IDX:BBNI” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Direktur Utama Bank BNI, Royke Tumilaar, menyatakan bahwa segmen korporasi swasta blue chip tumbuh sebesar 17% secara tahunan (yoy) dengan kualitas kredit yang semakin baik, ditandai dengan penurunan Non-Performing Loan (NPL) sebesar 71 bps menjadi 2,5%.
Dari sisi likuiditas, Bank BNI mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10,6% YoY atau mencapai Rp 765 triliun. Strategi pertumbuhan DPK difokuskan pada Current Account Savings Account (CASA), terutama CASA transaksional yang kuat, dengan penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif serta peningkatan kemampuan transaksional.
Pada penutupan perdagangan Selasa (25/7), sebelum pengumuman kinerja, saham BBNI berakhir stagnan di posisi Rp 9.025/saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 168,30 triliun.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor