BeritaInvestor.id – Emiten pertambangan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), yang merupakan bagian dari grup Garibaldi ‘Boy’ Thohir, melaporkan penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar 19,05% pada paruh pertama tahun 2023.
Menurut laporan keuangannya yang dirilis pada Selasa, (22/8/2023), laba bersih ADMR per Juni 2023 tercatat sebesar US$ 163,51 juta atau setara Rp 2,50 triliun (Rp 15.324/US$). Pada tahun 2022, perseroan mengalami rugi sebesar US$ 202,00 juta.
Pendapatan perseroan pada paruh pertama tahun 2023 mencapai US$ 463,60 juta, mengalami peningkatan 6% dibandingkan tahun sebelumnya sejumlah US$ 435,65 miliar. Namun, beban pokok penjualan juga ikut meningkat 42% menjadi US$ 210,3 juta.
Pendapatan perseroan didukung oleh peningkatan penjualan batu bara kepada pihak ketiga sebesar 62,6% menjadi US$ 218,63 juta. Namun, penjualan batu bara kepada pihak berelasi mengalami penurunan sebesar 18,7% menjadi US$ 243,88 juta.
Dalam konteks beban, ADMR menghadapi peningkatan royalti kepada pemerintah sebesar 11,3% menjadi US$ 81,616 juta. Beban pengangkutan dan bongkar muat juga melonjak 56,2% menjadi US$ 53,6 juta. Beban jasa pertambangan pun meningkat 80% menjadi US$ 45,6 juta.
ADMR melaporkan peningkatan volume produksi sebesar 66% menjadi 2,54 juta ton. Volume pengupasan lapisan penutup mencapai 7,55 juta bcm, naik 116% dari semester pertama tahun 2022, dengan nisbah kupas tercatat sebesar 2,97x.
Meskipun volume produksi meningkat, pembayaran kepada pemasok dan royalti juga ikut naik, sehingga arus kas dari aktivitas operasi turun 57% menjadi $114,8 juta. Pembayaran pajak penghasilan badan juga meningkat 141% menjadi $102,3 juta karena peningkatan profitabilitas pada tahun sebelumnya.
Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur ADMR, menyatakan komitmen perseroan untuk mendukung inisiatif hilirisasi Indonesia melalui smelter aluminium, yang telah memperoleh pemenuhan keuangan dalam kuartal ini.
“Dengan semangat penuh, kami siap mengembangkan bisnis pengolahan mineral secara berkelanjutan dan tetap fokus pada pelaksanaan proyek-proyek strategis,” ujarnya.
Diketahui, ADMR telah memperoleh pembiayaan untuk smelter aluminium berkapasitas 500.000 ton per tahun di bawah PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI), dengan total pembiayaan $981,4 juta dan Rp1.547,9 miliar.
KAI telah menyelesaikan persiapan lahan, pekerjaan tanah, dan konstruksi jeti sementara untuk smelter aluminium, serta terus melanjutkan pembangunan fasilitas infrastruktur lainnya.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor