BeritaInvestor.id – Investor Korea Selatan semakin menunjukkan minat kuatnya untuk berinvestasi di Indonesia, menciptakan momentum positif bagi kerja sama ekonomi kedua negara. Minggu lalu, sejumlah bos perusahaan besar dari Negeri Ginseng mengunjungi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) / Kementerian Investasi Indonesia, mengeksplorasi peluang investasi yang luas.
Pertemuan pertama yang mencuri perhatian adalah pertemuan antara Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dengan President & CEO LX International, Yoon Chun Sung, perusahaan multinasional yang sebelumnya dikenal sebagai LG International, pada tanggal 8 September. Tujuan utama pertemuan ini adalah untuk mendiskusikan rencana Joint Venture (JV) pada proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (Grand Package) di Indonesia, serta rencana investasi tambahan oleh LX International di tanah air. Selain itu, LX International juga mengekspresikan minatnya dalam pengembangan proyek berbasis ESG (Environment, Social, and Governance) di Indonesia, termasuk proyek pembangkit listrik berbasis energi terbarukan yang sedang dalam tahapan pengembangan.
Bahlil juga bertemu CEO KT&G (Korea Tomorrow & Global Corporation), Bok-In Baek, pada tanggal 6 September. Dalam pertemuan tersebut, dilakukan pertukaran surat konfirmasi dari Kementerian Investasi/BKPM kepada KT&G, serta surat komitmen KT&G terkait rencana investasi KT&G di PIER Industrial Park, Surabaya. KT&G berencana untuk berinvestasi sebesar KRW 548,1 miliar (IDR 6,9 triliun) hingga tahun 2025, yang mencakup 93% dari total investasi mereka, dengan rencana mempekerjakan sekitar 1.136 tenaga kerja Indonesia.
Pertemuan ketiga yang mencuatkan perhatian adalah pertemuan antara Bahlil dan Choi Yun-beom, Executive Chairman & CEO Korea Zinc, perusahaan pengolahan logam non-besi terkemuka di dunia yang berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan, pada tanggal 6 September. Korea Zinc menyampaikan ketertarikannya untuk mendirikan fasilitas smelter nikel dengan teknologi HPAL di Indonesia melalui kerja sama Joint Venture dengan perusahaan lokal di Indonesia. Proyek ini memiliki nilai rencana investasi sebesar US$ 600 juta. Korea Zinc adalah perusahaan yang telah beroperasi sejak tahun 1974 dan memiliki pendapatan sebesar US$ 8,7 triliun pada tahun 2022.
Semua pertemuan ini mencerminkan tingginya minat perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk berinvestasi dan berkolaborasi dalam proyek-proyek strategis di Indonesia, menciptakan peluang pertumbuhan ekonomi yang positif bagi kedua negara.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor