BeritaInvestor.id – PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) berencana melakukan kuasi reorganisasi untuk memperbaiki kondisi laporan posisi keuangan konsolidasian perseroan. Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk menunjukkan posisi keuangan yang lebih baik dan performa perusahaan tanpa dibebani defisit masa lalu.
Latar Belakang Kuasi Reorganisasi
Kuasi reorganisasi adalah prosedur akuntansi untuk merestrukturisasi ekuitas dengan mengeliminasi saldo laba negatif. Sejak berdiri pada 1951 hingga 31 Desember 2023, perseroan mencatat saldo defisit sebesar Rp19,5 triliun, yang merupakan akumulasi defisit periode 2011-2023. Dengan kuasi reorganisasi, perseroan dapat memulai awal baru dengan neraca keuangan yang menunjukkan saldo laba tanpa defisit masa lampau.
Manfaat Kuasi Reorganisasi
Dengan mengeliminasi akumulasi rugi menggunakan komponen ekuitas lain seperti agio saham, selisih transaksi dengan pihak non pengendali, dan penurunan modal saham, perseroan diharapkan lebih mudah memperoleh pendanaan untuk pengembangan usaha. Selain itu, tidak adanya saldo defisit dapat memberi dampak positif bagi para pemegang saham karena perseroan dapat membagi dividen sesuai peraturan yang berlaku, termasuk UUPT.
Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat dan daya tarik investor terhadap saham perseroan, sehingga meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan.
Syarat Kuasi Reorganisasi
Untuk melakukan kuasi reorganisasi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:
- Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan Standar Akuntansi Keuangan.
- Terdapat saldo laba negatif material dalam laporan keuangan tahunan yang diaudit selama 3 tahun terakhir.
- Saldo laba negatif dianggap material jika nilai absolut saldo laba negatif lebih dari 60% dari modal disetor dan 10 kali dari rata-rata laba tahun berjalan selama 3 tahun terakhir.
- Memiliki prospek baik, dibuktikan dengan adanya laba usaha atau laba operasional dan laba tahun berjalan dalam laporan keuangan tahunan yang diaudit selama 3 tahun terakhir berturut-turut.
Tren Kinerja Keuangan dan Prospek Usaha
Perseroan menunjukkan tren performa keuangan yang membaik dari tahun ke tahun, dengan peningkatan pendapatan sebesar 16,24% CAGR. Peningkatan ini mayoritas disebabkan oleh perkembangan bisnis VKTR di bidang penjualan kendaraan listrik, BMI di bidang pabrikasi baja bergelombang, pabrikasi pipa baja, dan konstruksi baja, serta BIIN di bidang pembangunan dan jasa infrastruktur.
Peningkatan laba usaha juga terlihat dalam tiga tahun terakhir dengan laba usaha sebesar Rp20,69 miliar, Rp231,91 miliar, dan Rp348,31 miliar, dengan rata-rata margin laba usaha sebesar 5,51%. Pada Desember 2023, perseroan menuntaskan restrukturisasi kewajiban derivatif kepada Glencore melalui penyelesaian antara kewajiban derivatif dengan investasi jangka pendek.
Selama periode 2021-2023, perseroan mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk masing-masing sebesar Rp63,67 miliar, Rp266,13 miliar, dan Rp237,46 miliar. Rata-rata laba tahun berjalan adalah Rp189,09 miliar. Perseroan juga mencatat laba tahun berjalan positif dalam laporan keuangan konsolidasian tahunan yang diaudit selama tiga tahun berturut-turut, yaitu sebesar Rp86,78 miliar, Rp306,15 miliar, dan Rp264,46 miliar.
Persetujuan Pemegang Saham
Rencana kuasi reorganisasi ini akan dimohonkan persetujuan dari investor melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diadakan pada Jumat, 21 Juni 2024. Daftar investor yang berhak terlibat dalam RUPSLB harus tercatat sebagai pemegang saham perseroan alias recording date pada 29 Mei 2024.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor