BeritaInvestor.id – PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) berencana menyelesaikan kewajiban utang melalui konversi menjadi saham. Dua kreditur yang terlibat adalah Eurofa Capital Investment Inc. dan Silvery Moon Investment Ltd. (SMIL). Dengan langkah ini, kedua entitas tersebut akan menjadi pemegang saham minoritas di BNBR.
Utang kepada Eurofa Capital dan Silvery Moon
Eurofa Capital Investment, perusahaan investasi yang berbasis di British Virgin Island dan dikendalikan oleh Sansi Investment Holding Ltd., memulai hubungan kredit dengan BNBR sejak Desember 2010 melalui penerbitan equity linked notes senilai US$109 juta. Sebagian utang ini telah dialihkan kepada beberapa pihak, namun hingga kini BNBR masih memiliki utang sebesar US$50 juta kepada Eurofa.
Sementara itu, SMIL, perusahaan investasi yang berbasis di Republik Marshall Island dan dikendalikan oleh Lee Chi Kuen (Li Zijuan), memperoleh pengalihan utang BNBR senilai Rp465,1 miliar pada September 2022. BNBR dan SMIL menyepakati perubahan perjanjian utang ini dalam rupiah dengan jatuh tempo pada 30 September 2023.
Proses Konversi Utang Melalui Private Placement
Dalam upaya menyelesaikan total utang Rp855 miliar, BNBR mengusulkan konversi utang menjadi saham melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Konversi ini akan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 28 November 2024. Dengan harga konversi Rp64 per saham, Eurofa akan memiliki 6,76% saham BNBR (11,71 miliar lembar saham), sementara SMIL akan memegang 0,94% (1,64 miliar lembar saham), atau total kepemilikan 7,7% setelah private placement.
Tahap Akhir Restrukturisasi Utang BNBR
Direktur Keuangan BNBR, Roy Hendrajanto M. Sakti, menegaskan bahwa konversi ini merupakan langkah terakhir dalam agenda restrukturisasi utang perusahaan. “Dengan selesainya restrukturisasi ini, BNBR tidak lagi memiliki kewajiban jangka panjang material yang overdue,” ujar Roy. Ia juga menambahkan bahwa BNBR telah melakukan berbagai restrukturisasi, termasuk kuasi reorganisasi yang efektif sejak Agustus 2024.
Peningkatan Kesehatan Keuangan
Setelah restrukturisasi, neraca BNBR kini lebih ramping dan sehat, dengan penurunan liabilitas sebesar 84,46% secara tahunan menjadi Rp2,75 triliun pada kuartal III/2024. Perseroan mencatatkan laba bersih yang meningkat pesat sebesar Rp636,27 miliar, naik 416,76% dibandingkan laba pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp123,12 miliar. Meski pendapatan neto BNBR turun 11,58% menjadi Rp2,72 triliun, perusahaan optimis dengan postur keuangannya yang semakin stabil.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor