BeritaInvestor.id – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan Indonesia sedang melalui fase “bottoming-out”, di mana perlambatan ekonomi beralih ke pertumbuhan stabil. Konsumsi domestik, yang menopang hampir 63% Produk Domestik Bruto (PDB), menjadi penopang utama ini.
Sektor Konsumsi Menjadi Penguat Utama
Konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit (LNPRT) mendorong pertumbuhan, terutama pada kuartal IV 2024 saat pemilu kepala daerah. Total permintaan domestik mencapai 95,44% dari PDB nasional. Konsumsi ini dianggap sebagai ‘mesin utama’ karena daya beli warga tetap stabil meski ada gejolak global.
Ekspor Indonesia Tetap Kompetitif
Pertumbuhan ekspor dipacu oleh struktur tarif AS yang lebih rendah dibanding Cina, Vietnam, atau Meksiko. Produk seperti mesin listrik, alas kaki, dan furnitur mendapat peluang besar di pasar global, terutama Amerika Serikat.
Sistem Keuangan Tetap Stabil
Perbankan menunjukkan kinerja positif: pertumbuhan kredit naik 10,3% YoY pada Februari 2025, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 5,75%. Capital Adequacy Ratio (CAR) di level 27,05%, dan rasio kredit bermasalah (NPL gross) terkendali di 2,18%.
Konsumen Masih Optimis
Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) tetap positif di level 101,5 per Maret 2025. Meski kondisi saat ini melemah sedikit, ekspektasi masa depan masih menguatkan.
LPS: Ancaman Global Bisa Diredam
Purbaya Yudhi Sadewa dari LPS menegaskan bahwa ancaman perang dagang global bisa diatasi dengan memperkuat fondasi dalam negeri. ‘Selama konsumsi domestik tetap kuat, risiko eksternal tidak akan mengganggu pertumbuhan,’ paparnya.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.