BeritaInvestor.id – PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), emiten energi terbarukan milik Prajogo Pangestu, mencatatkan laba bersih untuk entitas induk sebesar US$ 107,4 juta (+17,9% yoy) pada tahun 2023.
Secara keseluruhan, laba bersih BREN mengalami penurunan akibat beban keuangan yang naik signifikan.
Namun, peningkatan porsi kepemilikan perseroan di Star Energy Geothermal (Salak–Darajat) BV yang dibiayai dana IPO berhasil meningkatkan laba bersih untuk entitas induk.
Berikut rincian kinerja keuangan BREN pada tahun 2023:
- Pendapatan tumbuh +4,4% yoy menjadi US$ 594,9 juta.
- Laba usaha naik +3,7% yoy menjadi US$ 416,5 juta, dengan margin laba usaha menjadi 70% (vs. 2022: 70,5%).
- Beban keuangan tumbuh +60,4% yoy menjadi 136,5 juta dolar AS, sehingga laba bersih tahun berjalan turun -15,8% yoy menjadi 145,3 juta dolar AS. Lonjakan beban keuangan disebabkan oleh dimulainya pembukuan beban bunga atas pinjaman dari Bangkok Bank Public Company Limited pada Desember 2022.
Menurut Stockbit, pertumbuhan laba bersih entitas induk utamanya ditopang oleh naiknya porsi kepemilikan perseroan di Star Energy Geothermal (Salak–Darajat) BV dari 76,11% pada 2022 menjadi 80,91%. Star Energy Geothermal (Salak–Darajat) BV merupakan anak usaha sekaligus pemilik PLTP Salak dan PLTP Darajat, yang berkontribusi 67% dari pendapatan dan 66% dari laba bersih BREN pada 2023.
Secara kuartalan, laba bersih BREN pada 4Q23 naik +43,6% yoy menjadi US$ 22,9 juta.
Dari sisi operasional, utilisasi PLTP tetap berada di atas 90% selama 2023, dengan pertumbuhan tarif +3,4% yoy.
Prospek BREN
Stockbit menilai prospek BREN masih cukup positif pada 2024, didorong oleh potensi kontribusi tambahan pendapatan dan laba bersih dari akuisisi PLTB Sidrap (kapasitas 75 MW) yang diharapkan rampung pada awal 2024.
Sebelumnya, BREN melalui anak usahanya, PT Barito Wind Energy, menandatangani perjanjian bersyarat untuk mengakuisisi PT UPC Sidrap Bayu Energi selaku pemilik PLTB Sidrap.
Setelah transaksi tersebut, PT Barito Wind Energy akan menjadi pemilik mayoritas PLTB Sidrap dan total kapasitas terpasang BREN dapat tumbuh +8,5% menjadi 961 MW.
Saham BREN pada perdagangan 19 Maret 2024 kemarin ditutup naik 3,38% ke Rp 5.350. Dalam periode year to date (ytd) saham ini masih melemah 29,61%.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor