BeritaInvestor.id – Musim rilis laporan keuangan kuartal III-2023 telah tiba, dan sejauh ini, ada 57 emiten yang telah membagikan laporan kinerja mereka kepada publik. Lima di antaranya termasuk dalam kelompok saham blue chips, yang memiliki pengaruh besar di pasar saham Indonesia.
Kelima emiten ini memiliki berbagai macam kinerja. Emiten besar seperti Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masih mempertahankan kinerja prima, dengan pertumbuhan laba bersih yang solid.
Namun, emiten yang terkait dengan sektor energi dan barang baku mengalami situasi yang berbeda. PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA), misalnya, mengalami penurunan kinerja baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih. Pendapatan dan laba bersih ESSA turun masing-masing sebesar 58,23% dan 90,67% secara tahunan.
Sementara itu, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mampu meningkatkan laba bersihnya meskipun total pendapatannya merosot. Laba bersih AKRA tumbuh sebesar 9,61% meskipun pendapatannya menurun sebesar 13,33%. Dari sektor barang konsumsi, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melaporkan penurunan pendapatan dan laba yang sejalan.
Selama periode sembilan bulan tahun 2023, UNVR mencatat laba bersih sebesar Rp 4,18 triliun, turun 9,1% secara tahunan, sejalan dengan penurunan penjualan sebesar 3,28% menjadi Rp 30,51 triliun. Namun, pada kuartal III-2023, laba bersih UNVR masih tumbuh sebesar 21,0% year on year (yoy).
Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti, menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan domestik UNVR didorong oleh peningkatan underlying volume sebesar 4,3%. “Kami meningkatkan pangsa pasar dalam tiga kuartal terakhir,” kata Ira.
Bagi emiten terkait energi, penurunan kinerja pada kuartal III-2023 sebagian besar disebabkan oleh penurunan harga komoditas. Direktur Utama AKRA, Haryanto Adikoesoemo, mengungkapkan bahwa penjualan konsolidasian AKRA turun hingga September 2023 akibat harga jual rata-rata minyak bumi dan bahan kimia dasar yang lebih rendah. ESSA menghadapi situasi serupa, dengan penurunan pendapatan yang didorong oleh penurunan harga komoditas.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor