Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Kinerja Emiten di Tengah Kondisi Rupiah yang Melemah

Rupiah

by Tim Redaksi
11, September, 2023
in Ekonomi
0
Rupiah Melemah Menjelang Keputusan Rapat FOMC, Pelaku Pasar Tunggu Kebijakan Suku Bunga The Fed
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Mata uang rupiah baru-baru ini melemah kembali dan mencapai Rp15.327 per dolar AS pada akhir pekan lalu. Namun, tampaknya fluktuasi kurs ini belum berdampak besar terhadap sejumlah emiten di sektor tambang dan farmasi. Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy, menjelaskan bahwa emiten-emiten yang sensitif terhadap nilai tukar rupiah telah mengantisipasi fluktuasi di kisaran Rp15.000. Oleh karena itu, kondisi saat ini belum memengaruhi kinerja keuangan mereka secara signifikan.

“Selama rupiah tidak melemah melebihi Rp15.500, masih tidak terlalu menguntungkan atau menekan kinerja keuangan emiten,” kata Budi.

Budi memprediksi bahwa rupiah kemungkinan akan tetap berada di level Rp15.000 hingga akhir tahun, terutama dengan dukungan dari kebijakan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 36/2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Eksploitasi, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan SDA.

Meskipun Bank Indonesia telah menerbitkan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, rupiah masih sulit untuk menguat kembali ke posisi Rp14.000.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

“Saya pikir sulit [ke level Rp14.000], bisa menguat ke Rp14.800 saja sudah bagus,” kata Budi.

Meskipun fluktuasi nilai tukar rupiah tidak berdampak signifikan pada emiten, perlu diingat bahwa rupiah yang melemah tidak menguntungkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Budi menjelaskan bahwa pelemahan rupiah dapat menahan IHSG untuk mencapai level 7.000.

Sementara itu, Head of Investor and Public Relation RMK Energy (RMKE), Julius Caesar Samorsir, menyatakan bahwa fluktuasi mata uang, baik rupiah maupun mata uang asing, tidak akan berdampak signifikan terhadap perseroan. Ini karena laporan keuangan RMKE menggunakan mata uang rupiah, dan seluruh transaksi perusahaan dilakukan dalam mata uang rupiah.

Julius menambahkan, “Namun, penjualan batu bara menggunakan harga on the spot. Dengan harga on the spot ini, harga jual batu bara RMKE sudah tercermin dari harga pasar internasional [dalam denominasi US$].”

Meskipun fluktuasi kurs mata uang asing berdampak pada laporan keuangan RMKE, laba bersih perusahaan dapat meningkat dari periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan, penghasilan keuangan yang lebih tinggi, dan penurunan beban keuangan.

Dengan demikian, meskipun fluktuasi nilai tukar rupiah masih menjadi perhatian, beberapa emiten telah mengambil langkah-langkah untuk mengelolanya dengan baik dan menjaga kinerja keuangan mereka tetap stabil.

Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.

Tags: BeritaInvestor.idPelemahan RupiahRupiah Makin MelemahUSDIDR
Previous Post

ITMG Bagikan Dividen Tunai Interim Tahun 2023 Rp 2.660 /Saham

Next Post

Mengapa KTT G20 New Delhi Penting Bagi Masa Depan Global?

Next Post
Mengapa KTT G20 New Delhi Penting Bagi Masa Depan Global?

Mengapa KTT G20 New Delhi Penting Bagi Masa Depan Global?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor