BeritaInvestor.id – Ketegangan perdagangan AS-China mulai mereda, mendorong bursa saham Asia dibuka positif di awal pekan. Harga minyak turun sekitar 4% setelah aliansi OPEC+ sepakat menambah pasokan global, sementara indeks seperti S&P 500 dan Nasdaq naik lebih dari 1%.
Peningkatan Produksi OPEC+ dan Dampak Pasar Minyak
Harga minyak mentah WTI terpukul karena kebijakan pemulihan pasokan aliansi produsen. Analis RBC Capital Markets memperingatkan harga mungkin menyentuh US$50/bbl jika tren saat ini berlanjut. Risiko perang harga di kartel OPEC+ juga menggerakkan kekhawatiran pasar.
Pasar Asia Optimis, Tapi Perhatian Pada Ketidakpastian
Saham-saham regional naik setelah Presiden AS Donald Trump menunjukkan kesediaan memangkas tarif China. Bursa Australia tercatat menguat, sementara Jepang dan Hong Kong tutup karena libur. Sentimen juga didukung data tenaga kerja AS yang positif, meredakan khawatir resesi.
Mata Uang Asia Kuat: Intervensi Bank Sentral?
Bank sentral seperti di Hong Kong dan Taiwan melakukan intervensi rekors untuk mencegah kenaikan mata uang terhadap dolar. Analis Jefferies menyebut ini ‘solusi elegan’ ketika yuan menguat. Dolar Australia naik setelah Partai Buruh menang telak dalam pemilu.
Korporasi dan Perubahan Leadership
Shell Plc dikabarkan evaluasi akuisisi BP Plc, sementara legenda investasi Warren Buffett akan mengundurkan diri setelah lebih dari 60 tahun memimpin Berkshire Hathaway. Penerusnya, Greg Abel, diharapkan melanjutkan strategi bisnis milyaran dolar.
Perspektif Pasar Ke Depan
Investor akan fokus pada data perdagangan Vietnam dan kesaksian Menteri Keuangan AS Scott Bessent. Bank Sentral AS (Fed) disebut tidak mungkin potong suku bunga, tetapi arahan kebijakan mereka tetap menjadi sorotan utama.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.