BeritaInvestor.id – Importir gandum, termasuk importir dari Indonesia, menghadapi ancaman serius karena Rusia menolak untuk memperpanjang kesepakatan Black Sea Grain Initiatives (Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam) secara sah. Presiden Vladimir Putin secara resmi mengumumkan bahwa kesepakatan tersebut tidak lagi berlaku.
Kesepakatan tersebut telah memfasilitasi pengiriman lebih dari 1.000 kapal dengan total hampir 33 juta metrik ton produk pertanian dari pelabuhan Odessa, Chornomorsk, dan Yuzhny-Pivdennyi di Ukraina. Selain itu, kesepakatan ini mengawasi pengiriman 725.167 ton gandum melalui Program Pangan Dunia ke negara-negara yang rentan terhadap masalah pangan, seperti Afghanistan, Ethiopia, Somalia, Sudan, dan Yaman.
Keputusan Putin untuk menghentikan kesepakatan ini dapat menyebabkan pasokan gandum menjadi sangat terbatas, yang berpotensi meningkatkan harga gandum secara signifikan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total impor gandum dan meslin yang tidak digiling berdasarkan barang SITC dari Januari hingga April 2023 mencapai 3,29 miliar kg dengan nilai total US$1,28 miliar. Impor gandum dan meslin yang tidak digiling dari Ukraina pada periode yang sama mencapai 189,89 juta kg dengan nilai total US$66,61 juta.
Dampak kenaikan harga gandum ini akan dirasakan oleh sejumlah perusahaan yang secara rutin melakukan impor gandum sebagai bahan baku produksi mereka, terutama perusahaan yang bergerak di bidang mie instan, tepung, dan roti.
Beberapa perusahaan emiten yang membutuhkan bahan baku tersebut, antara lain PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Dari perusahaan-perusahaan ini, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) merupakan yang paling aktif melakukan impor gandum untuk kebutuhan produksinya. Laporan keuangan per 31 Maret 2023 menunjukkan bahwa INDF memiliki pembelian gandum sebagai bagian dari bahan baku produksinya. Total nilai bahan baku yang digunakan oleh INDF per 31 Maret 2023 mencapai Rp16,32 triliun, sementara beban produksinya sebesar Rp4,62 triliun.
Selain perusahaan tersebut, terdapat pula beberapa perusahaan besar lainnya yang belum tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menjadi importir besar gandum di Indonesia, seperti PT. Bungasari Flour Mills Indonesia, PT. Agristar Grain Indonesia, PT. Eastern Pearl Flour Mills, dan PT. Sriboga Flour Mills.
Kebijakan yang diambil oleh Putin dalam menghentikan kesepakatan Black Sea Grain Initiatives tentu akan berdampak negatif terhadap sejumlah emiten di sektor consumer, terutama mereka yang sangat bergantung pada pasokan gandum dalam produksinya.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor