BeritaInvestor.id – Kapitalisasi pasar emiten energi baru dan terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), terus menanjak hingga nyaris menyentuh Rp 1.600 triliun pada perdagangan sesi I Jumat, 17 Mei 2024.
Kinerja Pasar BREN
Pada sesi I hari ini, kapitalisasi pasar (market cap) BREN sudah mencapai Rp 1.508,44 triliun. Bahkan sekitar pukul 09:30 WIB, market cap BREN sempat menyentuh sekitar Rp 1.600 triliun, atau seperdelapan dari total kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Hingga sesi I hari ini, saham BREN masih melesat. Per pukul 10:00 WIB, BREN terpantau melonjak 8,67% ke posisi Rp 11.275/unit. Bahkan mendekati pukul 10:00 WIB, BREN menyentuh level tertinggi sementaranya di Rp 12.200/unit.
Melahirkan Orang Terkaya 23 di Dunia
Pemilik Grup Barito Pacific, Prajogo Pangestu, kini menduduki posisi ke-23 sebagai orang terkaya di dunia. Berdasarkan laporan Forbes per Rabu, 17 Mei 2024, pria berusia 79 tahun ini memiliki kekayaan bersih sebanyak US$71,8 miliar atau setara dengan Rp1.147 triliun.
Lonjakan Kekayaan yang Signifikan
Kekayaan Prajogo naik drastis hingga 1.538% pada awal 2024 dibandingkan dengan tahun 2023, di mana kekayaannya mencapai US$5,3 miliar. Dalam satu hari, kekayaannya naik hingga US$4,4 miliar (Rp70,4 triliun), hanya kalah dari pendiri Oracle, Larry Ellison, dalam hal penambahan harta terbanyak dalam sehari. Lonjakan harta ini didorong oleh kenaikan harga saham-saham perusahaan yang dimilikinya, seperti PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Awal Perjalanan Bisnis Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu sukses mengumpulkan pundi-pundi kekayaan meski latar belakangnya sederhana. Lahir dan besar di Kalimantan, ia hanya bisa mengenyam pendidikan tingkat menengah pertama karena keterbatasan ekonomi keluarganya. Ia pernah bekerja sebagai sopir angkutan umum dan menjual bumbu dapur serta ikan asin.
Kesuksesannya dimulai ketika bertemu dengan pengusaha kayu asal Malaysia, Burhan Uray. Pada 1969, Prajogo bergabung dengan PT Djajanti Grup milik Burhan dan tujuh tahun kemudian menjadi General Manager Pabrik Plywood Nusantara. Setelah setahun, ia memutuskan resign dan membeli perusahaan yang sedang krisis finansial, CV Pacific Lumber Coy, yang kemudian berubah nama menjadi PT Barito Pacific.
Ekspansi Bisnis yang Berkelanjutan
Pada masa Orde Baru, PT Barito Pacific maju pesat menjadi perusahaan kayu terbesar di Indonesia. Namun, kesuksesan ini tidak menghentikan langkah Prajogo untuk terus berkembang. Ia mendirikan PT Chandra Asri Petrichemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk, dan pada 1993 membawa Barito Pacific Timber go public.
Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70% dari perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di BEI. Pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Thaioil mengakuisisi 15% saham Chandra Asri pada Juli 2021. Pada 2023, Prajogo juga membawa dua perusahaannya, CUAN dan BREN, melantai di Bursa Efek Indonesia.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor