BeritaInvestor.id – KB Bank (BBKP) menegaskan kesiapannya untuk berkontribusi dalam pengembangan pasar emisi karbon di Indonesia, melihat potensi besar yang dimiliki negara ini. Direktur Utama KB Bank, Tom (Woo Yeul) Lee, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dengan banyak daerah hijau, menjadikannya sebagai “Macan Asia” dalam pasar emisi karbon.
“Saya sangat tertarik untuk membantu mengembangkan pasar emisi karbon di Indonesia. Indonesia memiliki potensi besar, dan ini adalah kesempatan yang luar biasa,” ujar Tom dalam sebuah pernyataan di Jakarta baru-baru ini.
Tantangan dan Peluang dalam Pengembangan Bursa Karbon
Namun, Tom juga menyadari bahwa pengembangan bursa karbon tidaklah sederhana. Setiap negara memiliki perhitungan emisi karbon yang berbeda-beda, tergantung pada tempat emisi tersebut dihasilkan, yang pada akhirnya memengaruhi harga karbon. “Jika Indonesia dapat menjadi pusat untuk sistem perdagangan karbon, ini akan menjadi peluang yang sangat baik. Itulah alasan KB Bank tertarik,” tambah Tom.
Tom juga menyoroti bahwa peraturan perdagangan karbon di setiap negara berbeda-beda, dan dengan masuknya KB Bank ke dalam sistem digitalisasi perdagangan emisi karbon, diharapkan dapat mempermudah proses bagi industri terkait.
Peran KB Bank dalam Digitalisasi dan Custody Perdagangan Karbon
Dalam konteks ini, KB Bank siap berperan sebagai custody atau penjamin dalam transaksi perdagangan karbon, untuk menjembatani dan memfasilitasi proses transaksi yang lebih efisien. “Kami ingin mendigitalisasi ekosistem ini dan membuat perhitungan mata uang menjadi lebih mudah. KB Bank akan berperan sebagai custody untuk membantu mengelola dana dalam transaksi perdagangan karbon,” jelas Tom.
Meskipun demikian, Tom menekankan bahwa upaya ini membutuhkan waktu dan persiapan yang matang. “Ini tidak bisa dilakukan secara instan. Namun, jika ada pihak yang mulai menggarapnya sedikit demi sedikit, KB Bank siap untuk berpartisipasi,” tutupnya.
Integrasi Bursa Karbon dengan Sistem Registri Nasional
Sebagai informasi tambahan, bursa karbon di Indonesia terhubung dengan Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sistem ini mempermudah administrasi perpindahan unit karbon dan menghindari masalah double counting.
Pelaku usaha yang berbentuk perseroan dan memiliki kewajiban atau komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dapat menjadi pengguna jasa IDXCarbon untuk membeli unit karbon yang tersedia. Selain itu, pemilik proyek yang memiliki unit karbon yang tercatat di SRN-PPI dapat menjual unit karbon tersebut melalui IDXCarbon.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor