BeritaInvestor.id – Harga batu bara mengalami penurunan pada Rabu (11/10/2023) dan penurunan ini diiringi oleh pelemahan harga komoditas energi lainnya, seperti minyak dan gas.
Pada hari tersebut, harga batu bara Newcastle untuk kontrak berjangka bulan Oktober 2023 mengalami penurunan sebesar US$ 1,40, sehingga berada di level US$ 140,50 per ton. Sementara itu, kontrak berjangka bulan November 2023 turun sebanyak US$ 3,35, mencapai US$ 145 per ton. Kontrak berjangka bulan Desember 2023 juga mengalami pelemahan sebesar US$ 3,25, menjadi US$ 148,75 per ton.
Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam untuk kontrak berjangka bulan Oktober 2023 tetap stabil di angka US$ 130,25. Namun, kontrak berjangka bulan November 2023 mengalami penurunan sebesar US$ 1,20, mencapai US$ 129,35. Begitu juga dengan kontrak berjangka bulan Desember 2023 yang terpangkas sebesar US$ 1,25, menjadi US$ 128,65.
Pelemahan harga batu bara ini sejalan dengan penurunan harga minyak yang mencapai lebih dari 2% pada hari yang sama. Penurunan harga minyak ini disebabkan oleh kekhawatiran akan gangguan pasokan yang mereda, setelah produsen minyak utama OPEC, Arab Saudi, berjanji untuk membantu menstabilkan pasar.
Selain itu, harga gas juga mengalami pelemahan di Eropa pada Rabu (11/10/2023). Hal ini terjadi setelah harga gas Eropa mencapai level tertinggi dalam enam bulan terakhir. Pelemahan ini terkait dengan ketidakpastian seputar pembicaraan antara Chevron Corp dengan para pekerjanya di Australia. Pekerja di dua fasilitas gas alam cair (LNG) milik Chevron memutuskan untuk melakukan pemogokan kembali, karena merasa bahwa perusahaan minyak AS tersebut belum memenuhi kesepakatan untuk mengakhiri mogok.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.