BeritaInvestor.id – Pembukaan pekan ini menyaksikan tekanan pada harga minyak akibat potensi peningkatan pasokan OPEC+. Meskipun demikian, ancaman krisis energi di Eropa dan risiko keamanan di Laut Merah memberikan dukungan pada harga minyak.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menghentikan persetujuan ekspor gas alam cair (LNG), mengejutkan pasar. Langkah ini dapat memicu krisis energi di Eropa, terutama karena ketergantungan pasokan dari AS setelah penghentian impor gas alam dari Rusia. Departemen Energi AS akan meninjau dampak terhadap ekonomi dan lingkungan selama beberapa bulan ke depan.
Situasi keamanan di Laut Merah juga memberikan sentimen positif. Trafigura, pedagang komoditas global, mengatakan mereka menilai risiko keamanan pelayaran lebih lanjut di Laut Merah setelah serangan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal tanker Marlin Luanda.
CEO Gazprom Neft, Alexander Dyukov, menyatakan tidak ada kebutuhan untuk mengurangi pasokan minyak tambahan oleh produsen minyak OPEC+. Pernyataan ini, menjelang pertemuan OPEC, mengisyaratkan potensi peningkatan pasokan minyak di pasar global.
Tim Research and Development ICDX mencatat bahwa harga minyak dapat menghadapi resistensi di level US$ 80 per barel secara teknis. Namun, adanya katalis negatif dapat menurunkan harga ke support di level US$ 76 per barel.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor