BeritaInvestor.id – Produksi batu bara global diprediksikan akan meningkat di tahun 2024, didorong oleh pertumbuhan di India, Tiongkok, dan Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), salah satu perusahaan batu bara terkemuka di Indonesia.
Permintaan batu bara di India dan Tiongkok, dua negara konsumen batu bara terbesar di dunia, akan menjadi faktor utama pendorong kenaikan produksi global. Di India, permintaan batu bara diprediksikan akan terus tumbuh untuk mendukung pertumbuhan ekonominya. Sementara di Tiongkok, meskipun konsumsi batu bara di tahun 2024 diprediksi tidak akan tumbuh, Negeri Tirai Bambu tersebut masih akan menjadi tujuan utama ekspor batu bara dunia.
Indonesia, sebagai salah satu negara penghasil batu bara terbesar di dunia, juga akan memainkan peran penting dalam peningkatan produksi global. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan target produksi batu bara domestik untuk tahun 2024. Ekspor batu bara pun diharapkan tetap menjadi salah satu penyumbang utama kinerja ekspor Indonesia.
ITMG sendiri telah menetapkan target yang ambisius untuk tahun 2024. Perusahaan ini menargetkan produksi batu bara antara 19,5 dan 20,2 juta ton, dan volume penjualan antara 24,9 hingga 25,6 juta ton. Untuk mencapai target tersebut, ITMG akan fokus pada beberapa upaya, antara lain:
- Memaksimalisasi aset batu bara yang ada.
- Memulai produksi dari tambang batu bara PT Graha Pancakarsa dan PT Tepian Indah Sukses Kutai Barat.
- Menggandakan inisiatif usaha perdagangan batu bara.
- Meningkatkan kegiatan usaha energi terbarukan dan energi rendah karbon.
Di sisi lain, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi oleh industri batu bara global di tahun 2024, antara lain:
- Tekanan global untuk mengurangi emisi karbon. Hal ini dapat mendorong peralihan ke sumber energi terbarukan dan menekan permintaan batu bara di beberapa negara.
- Ketidakpastian geopolitik. Perang di Ukraina dan ketegangan di kawasan Asia Pasifik dapat mengganggu rantai pasokan batu bara global.
- Fluktuasi harga batu bara. Harga batu bara global dapat mengalami fluktuasi akibat berbagai faktor, seperti perubahan permintaan dan pasokan, kebijakan pemerintah, dan kondisi ekonomi global.
Bagi Indonesia, peluang dan tantangan ini perlu dikaji secara seksama. Peningkatan produksi batu bara global dapat memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor dan pendapatan negara. Namun, Indonesia juga perlu memperhatikan dampak lingkungan dan sosial dari industri batu bara, serta mempersiapkan diri untuk transisi ke energi yang lebih berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia perlu制定kebijakan yang tepat untuk memaksimalkan peluang dan meminimalkan tantangan industri batu bara di tahun 2024. Kebijakan tersebut perlumendorongindustri batu bara yangberkelanjutandanramah lingkungan, sertamempersiapkanIndonesia untuktransisi energidi masa depan.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor