BeritaInvestor.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan respons terhadap rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) yang akan dilakukan oleh sektor perbankan. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, membenarkan adanya rencana IPO di sektor perbankan, meskipun belum dapat memberikan konfirmasi mengenai rencana IPO dari Bank DKI Jakarta.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa terdapat 90 rencana penawaran umum dengan total nilai mencapai Rp69,91 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 65 perusahaan baru berencana untuk melakukan IPO.
Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, menyatakan bahwa penghimpunan dana di pasar modal pada bulan Juni tetap tinggi, mencapai Rp154,13 triliun. Selama bulan tersebut, tercatat 43 perusahaan emiten baru yang terdaftar.
Securities Crowdfunding (SCF), yang merupakan alternatif pendanaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), juga mencatatkan hasil yang positif. Hingga tanggal 27 Juni 2023, sudah terdapat 16 penyelenggara SCF yang mendapatkan izin dari OJK, dengan jumlah penerbit mencapai 419 dan jumlah pemodal mencapai 156.155. Total dana yang berhasil dihimpun melalui SCF mencapai Rp896,80 miliar.
Meskipun terjadi variasi di pasar keuangan global, pasar saham Indonesia pada bulan Juni 2023 mengalami kenaikan sebesar 0,43% menjadi 6.661,88 poin. Investor non-residen mencatatkan aliran dana keluar (outflow) sebesar Rp4,38 triliun. Namun, secara year-to-date, investor non-residen tetap melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp16,21 triliun.
Sektor transportasi dan logistik serta sektor keuangan menjadi penopang penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Meskipun secara keseluruhan IHSG mengalami pelemahan sebesar 2,76% year-to-date, investor non-residen tetap melakukan pembelian bersih sebesar Rp16,21 triliun.
Bank DKI sedang mempertimbangkan untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Jakarta dengan target dana antara USD 150 juta hingga USD 200 juta atau sekitar Rp2,25 triliun hingga Rp3 triliun. Bank DKI bekerja sama dengan PT BCA Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas Indonesia, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan PT Sucor Sekuritas sebagai perusahaan konsultan dalam proses IPO tersebut. Meskipun demikian, rincian terkait ukuran dan jadwal IPO masih dalam tahap awal dan dapat berubah.
Fidri Arnaldy, Direktur Utama Bank DKI, menjelaskan bahwa IPO merupakan bagian dari kebijakan strategis Bank DKI untuk tahun 2023. Hingga saat ini, belum ada rincian lebih lanjut yang diungkapkan terkait IPO Bank DKI.
Bank DKI juga akan bergabung dengan PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) dalam memasuki pasar modal lokal. Bank Sumut juga sedang mempersiapkan penawaran umum perdana dengan target dana sekitar Rp1,5 triliun.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor