BeritaInvestor.id – Saham PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) telah diikutsertakan dalam FTSE Global Equity Index Series Asia Pacific. Ini adalah pertama kalinya saham IPCC dimasukkan dalam perhitungan indeks tersebut sejak perusahaan tersebut melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tanggal 9 Juli 2019.
Reza Priyambada, yang merupakan bagian dari Investor Relations IPCC, menjelaskan bahwa IPCC dimasukkan ke dalam indeks ini dalam kategori Micro Cap bersama dengan beberapa perusahaan lainnya yang juga baru masuk. Beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga terdaftar dalam indeks FTSE Global, seperti PT Pertamina (Persero), PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM).
Selain perusahaan BUMN, juga terdapat beberapa perusahaan swasta yang dimasukkan ke dalam indeks ini, termasuk PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA).
Reza mengungkapkan bahwa keikutsertaan IPCC dalam indeks FTSE merupakan sebuah prestasi yang patut dibanggakan, terutama karena ini terjadi pada tahun kelima sejak perusahaan tersebut melakukan IPO. Ini juga memperkuat posisi IPCC dalam berbagai indeks saham, seperti Indeks Papan Utama, ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia), IDXSMC-COM, dan IDX-MES BUMN 17.
Indeks FTSE, atau FTSE Russell Group, adalah organisasi finansial yang berbasis di Inggris dan spesialis dalam menyediakan indeks sebagai acuan dalam pasar keuangan global atau sebagai benchmark portfolio. Saat saham suatu perusahaan masuk dalam indeks FTSE, ini menandakan bahwa saham tersebut memiliki fundamental yang sehat dan likuiditas yang sesuai dengan kriteria FTSE.
Kehadiran IPCC dalam indeks FTSE diharapkan akan meningkatkan minat investor, baik lokal maupun asing, serta meningkatkan likuiditas saham. Manajemen IPCC berharap agar sahamnya menjadi pilihan bagi investor asing, terutama para private equity. IPCC juga mengapresiasi dukungan dan loyalitas nasabah yang telah berinvestasi dalam saham perusahaan ini.
Dalam catatan kinerja IPCC hingga Juni 2023, perusahaan ini berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 21,37% (y-o-y) menjadi Rp366,96 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp302,34 miliar. Pertumbuhan pendapatan yang diiringi pertumbuhan beban yang lebih rendah daripada pertumbuhan pendapatan, serta lebih rendah dari tahun sebelumnya, membuat IPCC mampu mencatatkan laba yang lebih tinggi.
Selain itu, EBITDA IPCC naik 35,26% menjadi Rp191,29 miliar, sementara laba usaha naik 33,57% menjadi Rp108,22 miliar. Pada akhirnya, IPCC berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp78,92 miliar, atau melonjak 73,77%. Dengan demikian, Earnings Per Share (EPS) IPCC juga meningkat dari Rp24,98 menjadi Rp43,40.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor