BeritaInvestor.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) merespon aspirasi investor terkait Papan Pemantauan Khusus dengan skema Full Call Auction (FCA) yang menuai kritik karena dianggap mirip judi togel. BEI menyatakan akan mengkaji ulang kebijakan tersebut.
Fokus Kajian Ulang
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa kajian ulang Papan Pemantauan Khusus FCA akan dilakukan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kajian ini mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk masukan dari investor.
“Kami lihat nanti bagaimana hasil kajian,” ujar Jeffrey kepada wartawan di Media Center Gedung BEI Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Pendekatan BEI dalam Merumuskan Kebijakan
BEI dalam merumuskan kebijakan tidak hanya berfokus pada satu atau dua saham. Jeffrey mencontohkan saham HMSP yang pernah dikeluarkan dari perhitungan indeks. Saat ini, terdapat 11 kriteria yang menjadi dasar pertimbangan masuk atau keluarnya saham dari Papan Pemantauan Khusus FCA.
Kontroversi dan Petisi Investor
Sistem Papan Pemantauan Khusus FCA menuai kritik dari investor karena dianggap tidak stabil dan sulit diprediksi, serta minim informasi. Hal ini dikarenakan sistem ini tidak menampilkan informasi tawaran beli (bid) dan jual (ask), dan investor hanya mengandalkan Indicative Equilibrium Price (IEP) dan Indicative Equilibrium Volume (IEV) untuk memperkirakan harga dan volume saham.
Menanggapi hal tersebut, investor telah membuat petisi di Change.org pada 24 Maret 2024, meminta agar Papan Pemantauan Khusus FCA dihapus. Hingga 6 Juni 2024 pukul 20.51 WIB, petisi ini telah mendapatkan lebih dari 15.500 tanda tangan.
Langkah Kedepan
BEI berkomitmen untuk mendengarkan aspirasi investor dan terus berusaha meningkatkan kualitas pasar modal Indonesia. Kajian ulang Papan Pemantauan Khusus FCA diharapkan dapat menghasilkan solusi yang terbaik bagi semua pihak.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor
