BeritaInvestor.id – Investor yang bergerak di pasar obligasi masih menunggu kejelasan tentang kondisi keuangan negara. Hal ini terjadi setelah Presiden Prabowo Subianto berupaya efisiensi anggaran hingga ratusan triliun rupiah.
Rencana Realokasi Anggaran
Realokasi anggaran di Kementerian dan Lembaga, pengurangan transfer ke daerah, serta pemanfaatan dividen BUMN disebut-sebut akan mendukung dua hal: program Makan Bergizi Gratis dan investasi baru di BPI Danantara. Anggaran besar, yaitu sekitar US$ 24 miliar atau Rp 391,92 triliun, akan digunakan untuk program makanan, sementara US$ 20 miliar atau Rp 326 triliun akan dikelola oleh Danantara.
Transparansi Fiskal yang Diharapkan
Banyak investor mempertanyakan tingkat transparansi fiskal. Handy Yunianto, dari Mandiri Sekuritas, mengungkapkan bahwa komunikasi mengenai realokasi anggaran dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi penting untuk menjaga kepercayaan investor. Menyusul hasil Pemilu 2024, banyak investor asing menunggu kejelasan kebijakan fiskal dari pemerintahan baru.
Tantangan di Depan
Program-program yang dijanjikan Prabowo diprediksi akan membutuhkan dana besar di saat pendapatan negara masih tidak pasti. Hal ini membuat calon investor meragukan disiplin fiskal pemerintah. Kunal Kundu dari Societe Generale memperingatkan bahwa fokus berlebih pada pengeluaran populis bisa mengabaikan kehati-hatian dalam pengelolaan anggaran. Pembatalan pajak pertambahan nilai (PPN) juga mengakibatkan pengelola dana global menurunkan proyeksi defisit fiskal Indonesia baik untuk tahun ini maupun tahun depan.
Target Fiskal dan Imbal Hasil Obligasi
Pemerintah menargetkan defisit APBN 2025 sebesar 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan membatasi rasio utang maksimum sebesar 3%. Selama sebulan terakhir, semua tenor SUN menunjukkan penurunan imbal hasil, terutama setelah penurunan BI rate sebesar 25 basis poin pada Januari. Yield tenor 1 tahun turun paling signifikan, yaitu 52,3 basis poin, menjadi 6,252%.
Pelemahan Rupiah
Walaupun obligasi menunjukkan kinerja positif, rupiah mengalami pelemahan hingga 5,11% sejak Prabowo menjabat. Dalam konteks ini, kekuatan dollar AS yang meningkat juga berkontribusi pada penguatan rupiah di Asia.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.