BeritaInvestor.id – Investor asing semakin agresif membeli saham di bursa Indonesia sementara mengurangi aktivitas di negara Asia tetangga. Data Bloomberg mencatat global fund merekam posisi net buy (belanja bersih) sebesar US$23,02 juta atau Rp378 miliar selama empat hari perdagangan beruntun. Di sisi lain, aksi penjualan saham asing di Malaysia mencapai US$22 juta dan Thailand US$40,9 juta pada akhir April lalu.
Aksi Jual Saham Asing di Bursa Asia Tetangga
Investor global juga melepas saham di Filipina sebesar US$1,39 juta serta Korea Selatan US$64,7 juta. Namun, minat asing kembali memanas di pasar India dengan belanja mencapai US$334,7 juta pada 2 Mei.
Obligasi Negara Masih Jadi Favorit Investor Global
Pada instrumen surat berharga negara (SBN), asing tercatat net buy selama lima bulan berturut-turut. Posisi April lalu menunjukkan penambahan kepemilikan sebesar Rp7,79 triliun meski pelemahan Rupiah menyentuh level terendahnya akibat gejolak tarif AS.
Rupiah Kembali Menguat Berkat Aliran Modal Asing
Meski Rupiah tahun ini masih melemah 2,03% terhadap dolar AS—satu-satunya mata uang Asia yang turun—performa bulan Mei justru positif (+1,01%). Penguatan ini didukung minat asing di SBN, SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia), dan pasar saham.
Pertumbuhan Ekonomi RI Lesu, Harapan Kebijakan Moneter Longgar Meningkat
Data pertumbuhan ekonomi Q1-2023 hanya 4,87% (terendah sejak kuartal III-2021) dan diprediksi menurun ke level 4,8% akhir tahun. Ekonom Trimegah Securities, Fakhrul Fulvian, memprediksi Bank Indonesia (BI) akan potong suku bunga (BI rate) 25 basis poin pada pertemuan Dewan Gubernur akhir Mei.
Eksper: Penguatan Rupiah dan Inflasi Rendah Buka Ruang Pelonggaran Moneter
“Kondisi inflasi rendah (<1%) serta rupiah yang menguat memberikan ruang untuk pemangkasan bunga," kata Fakhrul. Kebijakan BI diharapkan bisa menahan perlambatan ekonomi dan memicu aliran modal asing ke pasar saham, terutama sektor perbankan.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.