BeritaInvestor.id – Kisruh perang antara kelompok bersenjata Hamas di Gaza dan Israel telah mengirim gelombang kekhawatiran ke pasar keuangan global. Investor mulai mengalihkan dana mereka ke aset-aset safe-haven sebagai respons terhadap meningkatnya risiko geopolitik yang dihasilkan dari peristiwa di Timur Tengah.
Pada Sabtu, kelompok Hamas melancarkan serangan tak terduga di wilayah Israel, menciptakan ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, telah mengecam keras serangan tersebut dan berjanji memberikan dukungan penuh kepada Israel dalam situasi ini.
Analis pasar memperkirakan bahwa meningkatnya risiko geopolitik akan mendorong investor untuk berinvestasi dalam aset-aset seperti emas dan dolar. Hal ini juga dapat meningkatkan permintaan terhadap surat utang AS, yang menjadi tujuan investasi yang lebih aman dalam situasi ketidakpastian.
Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities, menyatakan, “Ini adalah contoh bagus mengapa masyarakat membutuhkan emas dalam portofolio mereka. Ini adalah lindung nilai yang sempurna terhadap gejolak internasional.” Ia juga meramalkan bahwa dolar AS kemungkinan akan menguat, karena dalam situasi gejolak internasional, dolar sering kali menjadi tempat berlindung yang diandalkan bagi investor.
Selama beberapa pekan terakhir, pasar telah merespons ekspektasi bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Hal ini tercermin dalam lonjakan imbal hasil obligasi sementara dolar AS terus menguat. Meskipun saham-saham mengalami penurunan tajam selama kuartal ketiga, pasar telah stabil dalam beberapa pekan terakhir.
Edward Moya, analis pasar senior di Oanda di New York, mengungkapkan, “Tampaknya Wall Street memandang adanya risiko geopolitik baru setelah Israel menyatakan perang dengan Hamas.” Namun, dampak langsung terhadap pasar keuangan tampaknya terbatas pada aliran dana ke aset safe-haven.
Para analis juga tengah memantau dampak terhadap harga energi, terutama harga minyak, karena peristiwa ini dapat memengaruhi pasokan minyak di wilayah tersebut. Meskipun Iran telah meningkatkan produksinya, reaksi dari Arab Saudi juga menjadi fokus perhatian, mengingat upaya Washington untuk mencapai kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi.
Dalam konteks internal AS, situasi politik yang tidak stabil juga menambah ketidakpastian. Partai Republik sedang mencari pengganti Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCarthy yang digulingkan, sementara perselisihan anggaran nasional diperkirakan akan segera terjadi. Semua faktor ini menyebabkan kekhawatiran atas kemampuan pertahanan AS dalam situasi ketidakpastian geopolitik yang semakin meruncing.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.