BeritaInvestor.id – Kredit pemilikan rumah (KPR) pada bulan Juni mengalami perlambatan tajam berdasarkan survei terbaru permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia. Namun, proyeksi pertumbuhan kredit bank secara keseluruhan di kuartal II-2023 diprediksi lebih tinggi, terutama didorong oleh kenaikan penyaluran Kredit Modal Kerja, KPR, dan kredit konsumsi lain dengan kebijakan penyaluran yang lebih longgar.
Jenis pembiayaan yang paling banyak diajukan oleh rumah tangga ke depan adalah KPR, kredit kendaraan bermotor (KKB), dan kredit peralatan rumah tangga. Mayoritas jenis pembiayaan yang akan diajukan oleh rumah tangga dalam tiga bulan mendatang adalah kredit multiguna, meski dengan pertumbuhan yang melambat dibanding hasil survei pada Mei. Namun, kebutuhan terhadap KPR, KKB, kredit peralatan rumah tangga, dan kartu kredit diprediksi akan meningkat dalam tiga bulan mendatang.
Bank Indonesia akan merilis data terbaru hasil survei perbankan kuartal II-2023, yang diharapkan memberikan gambaran lebih jelas mengenai perkembangan pertumbuhan kredit, sebagai salah satu nadi utama ekonomi.
Pertumbuhan KPR memberi sinyal optimisme bahwa permintaan pembiayaan konsumen untuk kebutuhan perumahan mulai bangkit, meskipun terdapat gejala pelemahan daya beli dan konsumsi. Insentif pajak rumah subsidi yang dikucurkan oleh pemerintah turut mendukung permintaan KPR ini. Kebijakan peningkatan batas harga jual rumah tapak yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diharapkan memberikan multiplier effect pada pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor konstruksi dan properti.
Sektor konstruksi dan real estat mengalami pertumbuhan yang masih kecil, namun dengan kebijakan bebas PPN untuk rumah tapak, sektor konstruksi diharapkan bergairah dan membantu pertumbuhan pembiayaan atau kredit rumah bersubsidi, khususnya untuk kategori konsumen berpendapatan bawah dan menengah-bawah.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor