BeritaInvestor.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Papua Pegunungan mengalami inflasi tertinggi di Indonesia pada Februari 2025. Hal ini disebabkan oleh faktor geografis yang menyulitkan akses terhadap komoditas, sehingga harga pun naik. Menurut Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, kondisi ini membuat beberapa harga barang melonjak. Sementara itu, Papua Barat justru menjadi provinsi dengan deflasi terdalam, terutama karena harga ikan trenggiling dan cabai rawit yang turun. BPS mencatat terdapat 16 provinsi yang mengalami inflasi secara year on year (yoy), sedangkan 22 provinsi mengalami deflasi. Pada Februari 2025, Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,48% dibanding bulan sebelumnya, dengan indeks harga konsumen (IHK) turun dari 105,99 menjadi 105,48. Amalia juga menambahkan bahwa kelompok pengeluaran yang berkontribusi besar terhadap deflasi adalah sektor perumahan, air, dan listrik, yang menunjukkan penurunan hingga 3,59%, akibat diskon tarif listrik. Inflasi Februari 2025 Menurut Wilayah (yoy): 1. Sumatra: Inflasi tertinggi di Kepulauan Riau (2,09%), Deflasi terdalam di Bengkulu (1,26%). 2. Kalimantan: Inflasi tertinggi di Kalimantan Tengah (0,28%), Deflasi terdalam di Kalimantan Utara (0,49%). 3. Sulawesi: Deflasi terendah di Sulawesi Utara (0,15%), Deflasi terdalam di Sulawesi Selatan (1,09%). 4. Jawa: Deflasi terendah di Jawa Timur (0,03%), Deflasi terdalam di DKI Jakarta (0,59%). 5. Bali dan Nusa Tenggara: Inflasi tertinggi di Bali (1,21%), Deflasi terdalam di Nusa Tenggara Barat (0,01%). 6. Maluku Utara: Inflasi tertinggi di Papua Pegunungan (7,99%), Deflasi terdalam di Papua Barat (1,98%).
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.