BeritaInvestor.id – Rupiah diperkirakan akan mengalami fluktuasi dan cenderung melemah hari ini karena meningkatnya imbal hasil investasi di negara maju. Indeks dolar AS stagnan di angka 107,93 dan mengalami penurunan selama dua hari, meskipun data inflasi CPI menunjukkan kemungkinan pemangkasan bunga acuan Federal Reserve hanya sekali lagi. Ini kurang menguntungkan bagi aset-aset pasar berkembang.
Pergerakan Rupiah dan Imbal Hasil
Pergerakan rupiah di pasar offshore pagi ini berada di kisaran Rp16.405/US$, setelah kemarin ditutup melemah 0,21%. Jarak tersebut cukup jauh dari penutupan sebelumnya di Rp16.367/US$, menandakan potensi pelemahan lebih lanjut. Setelah data inflasi AS dirilis, imbal hasil US Treasury terus meningkat, dengan tenor 10 tahun mencapai 4,621% dan 2 tahun 4,349%. Hal ini membuat daya tarik investasi di surat utang Indonesia berkurang.
Sentimen Pasar dan Investasi Asing
Situasi ini memberikan tekanan pada rupiah. Namun, jika pasar saham domestik tetap positif, rupiah mungkin akan mendapatkan dukungan. Meskipun pelaku asing mencatat net sell sebesar Rp231 miliar di IHSG kemarin, adanya rebound menunjukkan bahwa kondisi pasar masih bisa berubah.
Pagi ini, mayoritas mata uang Asia menunjukkan penguatan, dipimpin oleh won Korea Selatan yang naik 0,13%. Meskipun ada fluktuasi di bursa Asia, data inflasi CPI Amerika yang dirilis malam lalu menunjukkan angka melebihi ekspektasi, mengindikasikan bahwa inflasi meningkat.
Inflasi AS dan Dampaknya
Inflasi CPI untuk Januari tercatat meningkat 0,5% month-on-month, lebih baik dari ekspektasi pasar yang hanya 0,3%. Secara tahunan, inflasi CPI juga naik menjadi 3% year-on-year, dari 2,9% sebelumnya. Hal ini mempengaruhi kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed, yang mungkin baru akan terjadi pada semester kedua tahun ini. Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, menegaskan bahwa meski telah ada kemajuan dalam mengendalikan inflasi, masih banyak yang harus dilakukan.
Proyeksi Nilai Rupiah
Malam ini, pasar akan menunggu rilis data inflasi harga grosir (PPI) dan klaim pengangguran di AS. Secara teknis, nilai rupiah bisa melanjutkan pelemahan ke level Rp16.380/US$ sebagai titik support terdekat. Jika melewati level itu, potensi pelemahan bisa mencapai Rp16.450/US$. Namun, jika rupiah menguat, resistance berada di level Rp16.340/US$ dan Rp16.300/US$.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.