BeritaInvestor.id – Pemerintah Indonesia memanfaatkan kebijakan tarif impor tinggi Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa negara untuk memperkuat ekspor. Dengan tarif AS yang mencapai 64% untuk Vietnam, Bangladesh, dan China, Indonesia – hanya dikenai 32% – berpotensi mengambil alih pangsa pasar di sektor tekstil, elektronik, perikanan, dan logam.
Peluang Ekspansi Melalui Trade Diversion
Kementerian Keuangan RI mendorong diversifikasi perdagangan untuk memperkuat ketahanan ekonomi. ‘Trade diversion harus dimaksimalkan,’ kata Kemenkeu, menyoroti Indonesia sebagai alternatif pasok utama AS di produk tekstil, alas kaki, elektronik, hingga perikanan.
Penyesuaian Tarif Dukung Industri Lokal
Pemerintah menurunkan bea masuk dan PPh impor hingga 10% untuk bahan baku industri strategis seperti besi baja, alat kesehatan, serta teknologi informasi. Hal ini memudahkan aliran barang ke pasar dalam negeri sambil meningkatkan daya saing ekspor.
Sektor-Sektor Berpeluang Besar
1. **Tekstil & Garmen**: Indonesia bisa ambil alih porsi Vietnam (46%) dan China (34%).
2. **Elektronik**: Tarif tinggi China dan Korea Selatan memperluas ruang ekspor RI.
3. **Alas Kaki**: Produk kulit Indonesia dapat menggeser Vietnam dan India.
4. **Perikanan & Bahan Logam**: Utama di pasar AS setelah tarif negara pesaing naik drastis.
Kebijakan Diplomasi Jangka Panjang
Pemerintah tetap mendorong dialog bilateral untuk menurunkan ketegangan perdagangan. ‘Kita prioritaskan solusi melalui diplomasi,’ tegas Kemenkeu, sambil memperluas investasi dengan negara mitra seperti Vietnam dan Korea Selatan.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.