BeritaInvestor.id – Pakar Kebijakan Publik dari UPN Veteran Jakarta, Ekonom & CEO Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat, telah mengeluarkan peringatan terkait bergejolaknya harga beras global. Pemicu utamanya adalah tindakan drastis India, eksportir beras terbesar di dunia, dalam memperketat regulasi ekspor berasnya. Keputusan ini diperkirakan akan berdampak pada pasar pangan global.
Menurut keterangannya di Jakarta pada Selasa (29/8), Nur Hidayat menjelaskan bahwa pemerintah India akan menetapkan harga beras dasar sebesar USD 1.200 per ton untuk beras basmati ekspor. Hal ini diambil sebagai respons terhadap masalah internal seperti penyelundupan beras putih non-basmati dan risiko penurunan pasokan beras dalam negeri akibat cuaca buruk. Langkah ini diambil setelah fluktuasi harga ekspor gabah yang signifikan.
Langkah lain yang diambil India adalah menerapkan pajak ekspor sebesar 20 persen untuk beras pratanak, yang merupakan sekitar sepertiga dari total ekspor beras India. Ini dapat menurunkan harga beras dalam negeri dan membantu mengendalikan inflasi pangan.
Namun, kebijakan ini berpotensi meningkatkan harga global dan memicu negosiasi ulang antara pembeli dan penjual dalam beberapa kontrak. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh India, tetapi juga oleh negara-negara importir beras, termasuk Indonesia.
Situasi ini menciptakan ketidakpastian di pasar global dan berdampak pada negara-negara yang sangat bergantung pada impor beras. Indonesia, sebagai salah satu negara tersebut, dihadapkan pada tantangan yang lebih rumit. Dalam konteks ekonomi yang belum pulih sepenuhnya akibat pandemi, lonjakan harga beras dapat memperburuk beban ekonomi dan sosial yang sudah ada.
Untuk mengatasi dampak ini, Nur Hidayat merekomendasikan beberapa langkah strategis. Indonesia perlu diversifikasi sumber impor beras, memberikan dukungan lebih besar kepada petani, terlibat dalam diplomasi pangan dengan pemerintah India, dan memiliki rencana tanggap darurat yang siap diaktifkan dalam kasus lonjakan harga beras yang signifikan.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.