BeritaInvestor.id – Indeks Pefindo i-Grade telah melakukan penyesuaian terbaru dengan memasukkan dua emiten baru untuk periode 1 Juli – 31 Desember 2024. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) kini resmi menjadi anggota indeks ini, menggantikan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Timah Tbk (TINS).
Performa dan Komposisi Indeks
Menurut Pefindo, indeks ini telah menunjukkan kinerja yang kuat dibandingkan indeks pasar saham lainnya seperti IHSG, LQ45, SRI-KEHATI, dan IDX30. Sejak diluncurkan pada 28 Desember 2012, Pefindo i-Grade mencatat imbal hasil sebesar 126,51%, jauh melampaui IHSG yang hanya mencapai 63,63% pada periode yang sama. Indeks lainnya seperti LQ45, IDX30, dan SRI-KEHATI masing-masing mencatat imbal hasil sebesar 20,77%, 18,99%, dan 70,21%.
Kriteria Masuk Indeks
Reza Fahmi Riawan, Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division di Henan Putihrai Asset Management, menyatakan bahwa indeks Pefindo i-Grade terdiri dari emiten di Bursa Efek Indonesia yang menerima peringkat Investment Grade dari Pefindo. Kriteria ini meliputi peringkat Investment Grade, aspek hukum, kapitalisasi pasar, dan likuiditas.
Miftahul Khaer, Equity Research Analyst di Kiwoom Sekuritas Indonesia, menambahkan bahwa untuk tetap menjadi konstituen indeks ini, emiten harus memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp 10 triliun dalam sebulan terakhir, rasio turnover minimal 0,5% dalam 6 bulan terakhir, minimal 15% saham beredar di tangan publik, kinerja keuangan yang baik dan konsisten selama minimal 3 tahun terakhir, serta peringkat investasi dari Pefindo minimal idBBB untuk obligasi dan idA3 untuk sukuk.
Prospek dan Rekomendasi
Kinerja indeks Pefindo i-Grade dinilai masih prospektif. Menurut Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, kinerja indeks ini terlihat bullish didorong oleh tren disinflasi global dan kebijakan moneter ekspansif dari bank sentral global yang meningkatkan likuiditas di bursa saham.
Nafan merekomendasikan accumulative buy untuk saham SMRA, JSMR, BSDE, dan SMGR dengan target harga terdekat masing-masing di Rp 540, Rp 5.425, Rp 1.020, dan Rp 4.150 per saham. Rekomendasi buy on weakness diberikan untuk TLKM dan ELSA dengan target harga terdekat masing-masing di Rp 3.140 dan Rp 452 per saham. Rekomendasi add diberikan untuk MYOR dengan target harga terdekat di Rp 2.590 per saham, dan accumulate untuk MDKA dengan target harga terdekat Rp 2.510 per saham.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor