BeritaInvestor.id – Vale Indonesia (INCO), salah satu emiten tambang nikel terbesar di Indonesia, mengumumkan total investasi sebesar US$ 8,6 miliar atau setara dengan Rp 129 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.000/US$) untuk menggarap proyek nikel. Pengumuman tersebut dibuat oleh Presiden Direktur INCO, Febriany Eddy, dalam acara “Nickel Conference 2023″ yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia di Jakarta pada Selasa (25/07/2023). Investasi ini melibatkan kolaborasi dengan para mitra, dengan dua proyek termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Total investasi yang sangat besar ini mencakup empat proyek raksasa milik perusahaan. Proyek pertama adalah Smelter Sorowako nikel matte dengan kapasitas produksi 80.000 ton per tahun. Pabrik ini sepenuhnya dimiliki dan dioperasikan oleh INCO, menggunakan bahan mentah dari tambang nikel perusahaan, dan sumber energinya 100% berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Selanjutnya, ada proyek Bahadopi yang bermitra dengan Xinhai dan Tisco, anak perusahaan Baowu, produsen baja dari China. Pabrik ini dengan kapasitas 80.000 ton akan menjadi smelter RKEF dengan emisi karbon terendah kedua setelah Sorowako, berkat penggunaan pembangkit non-batubara. Proyek Bahadopi juga termasuk dalam PSN, di mana para mitra akan meningkatkan rantai nilai hingga pada produksi baja tahan karat (stainless steel).
Proyek ketiga adalah Sorowako HPAL yang merupakan perusahaan patungan dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd untuk memproduksi 60.000 ton nikel kelas 1 dari mixed hydroxide precipitate (MHP). Konstruksi pabrik ini dijadwalkan akan dimulai pada akhir tahun ini.
Terakhir, Vale juga memiliki proyek strategis nasional lainnya, yaitu pabrik HPAL Pomalaa yang bermitra dengan Huayou dan Ford. Konstruksi pabrik ini diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2025.
Perlu dicatat bahwa Huayou adalah mitra utama Tesla dalam memastikan pasokan nikel untuk baterai mobil listrik perusahaan tersebut. Sementara itu, produsen mobil AS, Ford, sedang berusaha untuk menjadi pemain utama di pasar mobil listrik untuk bersaing dengan Tesla. Kerja sama dengan Vale merupakan salah satu upaya Ford untuk mengamankan pasokan nikel guna mewujudkan ambisinya agar seluruh mobil yang dijual di Eropa pada tahun 2030 adalah mobil listrik.
Dengan investasi proyek nikel sebesar Rp 129 triliun, Vale Indonesia berharap dapat menggenjot kinerja keuangan perusahaan ke depan. Pada tiga bulan pertama tahun ini, INCO telah mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5,46 triliun dengan laba bersih Rp 1,48 triliun.
[tv-chart symbol=”IDX:INCO” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Pada perdagangan Selasa (25/7), saham Vale menguat sebesar 2,28% ke level Rp 6.725/saham dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 66,82 triliun, menjadikannya salah satu perusahaan tambang nikel paling bernilai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor