BeritaInvestor.id – Pasar saham Indonesia mengalami penurunan tajam hingga 9,5% akibat ‘badai’ perang tarif yang dicanangkan Presiden AS Donald Trump. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh level terendah 5.882,6 pada Senin pagi sebelum memulihkan diri ke zona 6.000-an di sesi II perdagangan. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total transaksi mencapai Rp10,79 triliun, dengan mayoritas saham turun harga: hanya 15 dari 623 instrumen yang mengalami kenaikan.
Pemicu Global dan Respon Pasar
IHSG terpuruk seiring melemahnya bursa regional, seperti Jepang (turun 9%), AS (S&P 500 turun 9,1%), serta gelombang ‘de-risking’ portofolio global. Aksi jual massal ini dipicu pengumuman Trump pada 2 April 2025 soal tarif dasar 10% untuk semua impor AS dan penambahan tarif hingga 34% ke China, memicu aksi balasan dari Beijing. Menurut John Foo (Valverde Investment Partners), tren menunjukkan ‘nilai baik’ mulai muncul di pasar domestik Indonesia karena relatif terlindung oleh daya beli lokal.
Ketegangan AS-China dan Langkah Balasan
China segera membalas dengan tarif 34% untuk impor AS, termasuk jagung dan komponen teknologi. Uni Eropa juga digebrak dengan tarif 20%, sementara UE bersiap mengambil langkah serupa guna melawan kebijakan Trump. Analis Rully Arya Wisnubroto dari Mirae Asset menyebut ‘Liberation Day’ Trump sebagai pemicu terbesar, dengan eskalasi perang dagang yang memperburuk ketidakpastian pasar global.
Optimisme di Balik Gejolak
Pasar Indonesia tetap memiliki potensi karena struktur ekonomi ‘domestik-terorien’, kata pengamat Desmond Wira. Meski demikian, para analis memperingatkan tren penurunan global bisa berlanjut hingga akhir pekan ini.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.