Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

IHSG Merosot dan Rupiah Terpuruk, Apa Penyebabnya?

by Tim Redaksi
18, March, 2025
in Ekonomi
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

BeritaInvestor.id – Penurunan harga saham di bursa Indonesia terus berlanjut, membuat IHSG berada di zona merah pada hari ini. Nilai tukar rupiah juga tertekan, menembus batas support kedua di Rp16.400 per dolar AS pada penutupan pasar, Senin (17/3/2025).
Rupiah Terlemah di Asia
Rupiah spot ditutup melemah sebesar 0,30%, menjadikannya mata uang terlemah di Asia sore ini. Sebagian besar mata uang lain di kawasan juga mengalami tekanan. Indeks dolar AS cenderung menguat, bergerak stagnan di 103,76.
Arus Keluar Modal Asing
Masalah yang dihadapi rupiah berlanjut dari pekan lalu, ketika arus keluar modal asing mencapai lebih dari Rp10 triliun di pasar saham, surat utang negara, dan sekuritas rupiah. Hari ini, IHSG tercatat melemah sejak pagi, mencapai level terendah di 6.448,31, dan kehilangan nilai hingga 0,8% pada pukul 14:55 WIB, meskipun bursa saham lain di Asia menguat.
Analisis Kondisi Ekonomi
Menurut analis Maybank, Myrdal Gunarto, penurunan rupiah dipengaruhi oleh arus keluar modal dari pasar keuangan domestik, yang menciptakan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global. Sejak awal tahun 2025, pemodal asing mencatat penjualan bersih di saham Indonesia sebesar US$ 1,59 miliar atau kurang lebih Rp26 triliun.
Surplus Neraca Dagang Indonesia
Hari ini, Badan Pusat Statistik melaporkan surplus neraca dagang Indonesia sebesar US$ 3,11 miliar di Februari, meskipun jumlah ini lebih kecil dibanding bulan sebelumnya. Ekspor tumbuh 14,05%, sementara impor juga meningkat sebesar 2,30%.
Meskipun ada surplus, data menunjukkan adanya penurunan permintaan barang konsumsi, yang dapat menandakan melemahnya daya beli masyarakat. Laporan sebelumnya dari LPEM Universitas Indonesia menunjukkan bahwa para ahli ekonomi menilai kondisi ekonomi semakin memburuk dan kebijakan fiskal pemerintah kurang efektif. Dari hasil survei, banyak yang berpendapat bahwa kebijakan pemerintah saat ini tidak mampu meningkatkan lapangan kerja dan memberikan dampak positif.

Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Previous Post

Harga Emas Antam Naik Rp4.000 per Gram, Apa Penyebabnya?

Next Post

Indonesia Catat Surplus Neraca Perdagangan Februari 2025

Next Post

Indonesia Catat Surplus Neraca Perdagangan Februari 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor