BeritaInvestor.id – Pada sesi perdagangan pertama hari Kamis (26/10/2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah lebih dari 1%. Hal ini terjadi seiring dengan memburuknya sentimen pasar global setelah muncul indikasi bahwa perekonomian Amerika Serikat (AS) masih cukup kuat di kuartal III-2023.
Pukul 10:13 WIB, IHSG terkoreksi sebesar 1,39% dan berada di posisi 6.739,694. IHSG kembali mendekati level psikologis 6.700 pada sesi perdagangan pertama hari ini. Transaksi indeks pada sesi tersebut mencapai sekitar Rp 3 triliun dengan melibatkan 6 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 459.874 kali. Di sesi tersebut, 166 saham menguat, 317 saham melemah, dan 196 saham stagnan.
Terutama, sektor bahan baku menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi perdagangan pertama hari ini, mengalami penurunan sebesar 1,3%.
IHSG yang melemah mengikuti tren penurunan pada pasar saham global yang juga terjadi kemarin. Sentimen pasar global memburuk setelah muncul indikasi bahwa perekonomian AS semakin kuat dan membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) cenderung mempertahankan kebijakan hawkish-nya.
Pasar global memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal-III 2023 (quarter-on-quarter/qoq adv) mencapai 4,3% qoq, dibandingkan dengan kuartal-II yang sebesar 2,1%. Perekonomian AS yang masih kuat mendukung ekspektasi ini, dan hal ini memberikan tekanan pada nilai tukar Rupiah, karena investor melihat bahwa ekonomi AS saat ini tumbuh kuat.
Dalam konteks ini, The Fed diperkirakan akan mempertahankan kebijakan hawkish-nya dalam waktu yang lebih lama karena ekonomi AS masih kuat.
Ketua The Fed, Jerome Powell, mengungkapkan bahwa kebijakan ketat memberikan tekanan pada aktivitas ekonomi dan inflasi. Namun, jika pertumbuhan terus berada di atas tren atau pengetatan pasar tenaga kerja tidak lagi berkurang, ini bisa menempatkan risiko inflasi lebih lanjut dan memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.
Powell juga mencatat bahwa inflasi masih terlalu tinggi, dan untuk mencapai target inflasi 2%, dibutuhkan periode pertumbuhan di bawah tren dan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih lemah.
Pada pertemuan September 2023, The Fed mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada level tertinggi dalam 22 tahun, yaitu 5,25%-5,5%. Pelaku pasar memperkirakan bahwa The Fed masih akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan 1 November mendatang, dengan 97,5% keyakinan bahwa suku bunga akan tetap stabil menurut perangkat Fedwatch.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor