BeritaInvestor.id – Pada hari ini, Selasa (25/7/2023), indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami kenaikan setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) pada level 5,75 persen. IHSG ditutup naik sebesar 0,27 persen atau 18,31 poin menjadi 6.917,71. Selama hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.911,87 hingga 6.944,62. Dalam pergerakan saham, terdapat 220 saham yang naik, 292 saham turun, dan 216 saham stagnan. Saham-saham perbankan besar, seperti BBCA yang naik 0,55 persen ke Rp9.150, BBRI naik 0,89 persen ke Rp5.650, BMRI naik 0,91 persen ke Rp5.550, dan GOTO naik 2,70 persen ke Rp114, turut mendorong kenaikan IHSG.
[tv-chart symbol=”IDX:composite” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Kebijakan Bank Indonesia ini telah dipertahankan selama 7 bulan beruntun dan merupakan bagian dari stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali di kisaran sasaran 3,0±1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1 persen pada tahun 2024. Bank Sentral juga fokus pada penguatan stabilisasi nilai rupiah guna mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi dampak ketidakpastian pasar keuangan global.
Meskipun keputusan BI ini dianggap memiliki dampak minim terhadap IHSG, beberapa analis menyampaikan pandangan mereka terkait langkah tersebut. Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina, menyatakan bahwa ekspektasi pasar telah mengantisipasi bahwa BI akan menahan suku bunga. Selain itu, IHSG sudah mencapai level tertinggi dalam tiga bulan terakhir dan para pelaku pasar sedang menunggu keputusan Fed Rate dan bank sentral lainnya, sehingga investor cenderung menahan diri.
Sementara itu, Associate Director of Research and Investment dari Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengemukakan bahwa kebijakan BI untuk menahan suku bunga dapat meningkatkan volatilitas karena selisih antara suku bunga Bank Indonesia dan The Fed semakin kecil. Namun, Nico meyakini bahwa kuatnya fundamental perekonomian Indonesia, rendahnya imbal hasil Surat Utang Negara (SUN), dan stabilitas nilai rupiah memberikan keyakinan bahwa Indonesia mampu bertahan meskipun volatilitas meningkat. Hal ini terlihat dengan kenaikan IHSG pada sesi kedua hari ini yang berpotensi ditutup menghijau.
Bank Indonesia juga menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal II/2023 yang lebih baik dari yang diharapkan, didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi. Konsumsi rumah tangga meningkat karena mobilitas terus meningkat, ekspektasi pendapatan membaik, inflasi terkendali, serta dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pemberian gaji ke-13 bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Sementara itu, investasi nonbangunan juga meningkat sejalan dengan kinerja ekspor yang positif dan berlanjutnya hilirisasi. Meskipun demikian, ekspor barang diperkirakan melambat akibat melemahnya ekonomi global, sementara ekspor jasa tetap tumbuh tinggi didorong oleh kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor