Pada hari Rabu(31 Mei 2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Sesi I ditutup turun sebesar 49,37 poin (0,74%) menjadi 6.587,04. Selama hari tersebut, IHSG bergerak dalam kisaran 6.573 hingga 6.657. Seluruh sektor saham mengalami penurunan, terutama sektor energi dan teknologi.
[tv-chart symbol=”IDX:composite” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Selama sesi I, nilai perdagangan mencapai sekitar Rp 4,37 triliun, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 753.977 kali transaksi. Dalam perdagangan tersebut, 262 saham mengalami kenaikan, 251 saham terkoreksi, dan 210 saham stagnan.
Saham-saham unggulan yang termasuk dalam LQ45 mayoritas mengalami penurunan pada penutupan sesi I. Berdasarkan data dari website IDX pada pukul 12.00 WIB, saham-saham blue chip turun 0,37%, Investor33 melemah 0,11%, dan JII jatuh 0,36%.
Tidak hanya itu, seluruh sektor saham juga mengalami penurunan pada penutupan sesi I. Hal ini mengakibatkan IHSG merosot dan mencapai level terendah intraday baru di tahun 2023.
Sektor energi dan teknologi menjadi sektor yang paling tertekan dibandingkan sektor saham lainnya pada penutupan sesi I. Sektor energi mengalami penurunan sebesar 1,62%, diikuti oleh sektor teknologi sebesar 1,58%, sektor barang baku sebesar 1,32%, sektor properti sebesar 1,31%, dan sektor konsumen non-primer sebesar 0,66%.
Selain di Indonesia, bursa saham di seluruh Asia juga mengalami penurunan. Indeks Nikkei di Tokyo turun 1,61%, Shanghai di China merosot 0,95%, Hang Seng di Hong Kong terpangkas drastis sebesar 2,55%, dan Straits Time di Singapura turun sebesar 0,50% pada penutupan sesi I.