Pasar saham Indonesia, diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (21/6/23), turun sebesar 0,22% menjadi 6.645,75. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh beberapa sentimen global, termasuk pelemahan bursa saham Wall Street kemarin.
Pada pukul 09.03, IHSG masih berada di zona merah dengan penurunan 0,12% menjadi 6.653,25. Dalam perdagangan ini, terdapat 186 saham yang mengalami kenaikan, 129 saham yang mengalami penurunan, dan 214 saham lainnya stagnan.
Total volume perdagangan mencapai 523 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 249 miliar.
[tv-chart symbol=”IDX:composite” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Salah satu sentimen negatif berasal dari bursa saham Amerika Serikat (AS). Setelah libur dalam rangka Hari Juneteenth, bursa Wall Street mengalami penurunan yang signifikan. Saham sektor energi menjadi penyebab utama pelemahan tersebut.
Pelemahan saham energi di AS terjadi karena permintaan yang melemah dari China, yang merupakan dampak dari melambatnya pertumbuhan ekonomi China. Bank sentral China, People’s Bank of China (PBoC), telah melakukan pemangkasan suku bunga untuk merangsang perekonomian dan mengatasi penurunan permintaan. Langkah ini termasuk pemangkasan suku bunga pinjaman acuan (loan prime rate) dengan tenor 1 tahun dan 5 tahun. Meskipun demikian, upaya pemulihan ekonomi China masih mengecewakan dengan tingkat pengangguran muda yang mencapai rekor tertinggi.
Ketidakpastian global juga meningkat karena adanya potensi resesi di AS. Investor masih menunggu perkembangan lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi. Pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, di hadapan Kongres diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai kebijakan suku bunga setelah Federal Reserve menahan suku bunga acuan pada pekan lalu. Data inflasi Inggris yang akan dirilis hari ini juga menjadi perhatian, karena dapat mempengaruhi keputusan Bank of England (BoE) terkait suku bunga acuan.
Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) sedang menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) selama dua hari. Dalam polling CNBC Indonesia, BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%. Keputusan ini didasarkan pada ekspektasi kenaikan suku bunga acuan oleh Federal Reserve.