Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

IHSG Berbalik Arah ke Zona Hijau, BREN & AMMN Jadi Movers

by Tim Redaksi
10, January, 2024
in Ekonomi
0
IHSG Menguat Akhir Sesi Setelah Data Inflasi dan Kinerja Saham Big Caps
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 0,38% ke posisi 7.227,297 pada perdagangan Rabu (10/1/2023). Penguatan IHSG terjadi setelah kemarin ditutup ambles lebih dari 1% karena aksi profit taking investor.

IHSG sempat dibuka terkoreksi pada awal sesi I, namun selang beberapa menit kemudian IHSG mampu rebound ke zona hijau. Meski berhasil bangkit, tetapi IHSG masih bertahan di level psikologis 7.200.

Secara sektoral, sektor kesehatan menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 1,52%. Selain kesehatan, sektor infrastruktur juga menjadi movers IHSG yakni sebesar 1,37%.

Saham energi baru dan terbarukan (EBT) milik Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 10,7 indeks poin. Padahal sehari sebelumnya, BREN menjadi pemberat terbesar IHSG.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

Tak hanya BREN saja, saham Prajogo lainnya yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga menjadi movers IHSG yakni sebesar 2,3 indeks poin.

Selain dua saham Prajogo, saham pertambangan mineral Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) juga menjadi movers IHSG sebesar 8,5 indeks poin.

IHSG berbalik arah ke zona penguatan setelah kemarin ditutup ambruk lebih dari 1%. Bahkan pada awal sesi I hari ini, IHSG sempat dibuka di zona merah. Namun selang beberapa menit, IHSG mampu rebound ke zona hijau.

Menguatnya IHSG terjadi di tengah adanya kabar yang kurang menggembirakan dari global, di mana Bank Dunia dalam laporan terbarunya ‘Global Economic Prospects January 2024’ memperkirakan ekonomi global akan melambat ke 2,4% pada tahun ini dibandingkan 2,6% pada 2023.

Ekonomi dunia diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 2,7% pada 2025, proyeksi tersebut lebih rendah dibandingkan pada Juni lalu yakni 3,0%.

Pertumbuhan sebesar 2,6% pada 2023 juga akan menjadi yang terendah dalam 50 tahun, di luar resesi global saat pandemi. Bank Dunia juga menyebut ini adalah kali pertama mereka memperkirakan pertumbuhan ekonomi terus melandai selama tiga tahun beruntun.

Bank Dunia juga mengingatkan adanya risiko besar untuk pertumbuhan ke depan dari konflik di Timur Tengah, gangguan di pasar komoditas, mahalnya ongkos pinjaman, bengkaknya utang, melandainya ekonomi China, inflasi yang masih tinggi, serta perubahan iklim yang ekstrim.

Sementara untuk Indonesia, Bank Dunia mempertahankan proyeksi pertumbuhan untuk tahun ini di angka 4,9%. Namun, mereka memangkas proyeksi 2025 menjadi 4,9%, dari 5,0% pada proyeksi Juni lalu.

Bank Dunia bahkan mengingatkan jika Indonesia tidak akan lagi mendapat berkah lonjakan harga komoditas untuk tahun ini dan depan. Seperti negara Asia, Indonesia juga akan terimbas oleh melandainya ekonomi China.

 


Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor

Tags: AMMN SahamBEIBREN SahamIHSGIndeks Harga Saham GabunganOJK
Previous Post

Adhi Karya (ADHI) Raih Kontrak Baru Rp37,4 Triliun, Lampaui Target

Next Post

Avia Avian (AVIA) Buyback Saham Rp1 Triliun, Harga Naik 14,2%

Next Post
AVIA bagikan Dividen Interim Sebesar Rp 681,48 Miliar atau Rp 11/Saham

Avia Avian (AVIA) Buyback Saham Rp1 Triliun, Harga Naik 14,2%

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor