Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

IHSG Anjlok 8,59% Akibat Defisit APBN dan Ketidakpastian Global

by Tim Redaksi
18, March, 2025
in Regulator
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami tekanan di sepanjang tahun ini. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) per 17 Maret 2025 menunjukkan bahwa IHSG turun 8,59% sejak awal tahun, dan pada 18 Maret 2025, IHSG anjlok lebih dari 5% dalam sehari, yang menyebabkan penangguhan perdagangan selama 30 menit. Penurunan yang tajam ini membuat pelaku pasar waspada, terpengaruh oleh isu-isu baik dari luar maupun dalam negeri.

Sentimen Eksternal: Ketidakpastian Global
Dari sisi internasional, IHSG terkena dampak dari ketidakstabilan ekonomi global. Ketegangan dalam perang dagang antara AS dan Tiongkok, serta konflik geopolitik di Timur Tengah, ditambah kebijakan suku bunga yang tinggi dari Federal Reserve, membuat investor dunia khawatir. Rudi Hartono, seorang analis pasar dari Mandiri Sekuritas, menyatakan, “Pasar saham di negara berkembang, termasuk Indonesia, menjadi korban volatilitas global.” Pada 17 Maret 2025, data dari Bloomberg menunjukkan bahwa indeks MSCI Emerging Markets turun 6,2% YTD, mencerminkan kondisi yang sama dengan IHSG.

Faktor Internal: Defisit APBN dan Rupiah Lemah
Di dalam negeri, defisit APBN yang diumumkan oleh Kementerian Keuangan mengungkapkan masalah serius. Data per 13 Maret 2025 menunjukkan defisit Februari 2025 mencapai Rp187 triliun, lebih tinggi dari perkiraan awal Rp150 triliun. Nilai rupiah yang melemah hingga level Rp16.500 per dolar semakin memperburuk situasi. Penurunan pendapatan pajak akibat masalah Coretax dan deflasi 0,2% di Februari juga turut menambah kecemasan pasar. Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, menyampaikan, “Pasar menunggu kejelasan rencana strategis pemerintah.”

Saham BUMN: Penyebab Utama Penurunan
Eddy Herwanto, seorang pengamat pasar modal, mengatakan bahwa saham BUMN menjadi penyebab utama kerugian ini. Penjualan besar-besaran dari saham BMRI, BBRI, dan BBNI setelah pengumuman defisit APBN Februari membuat IHSG terpukul, dengan ketiga saham tersebut mengalami penurunan rata-rata 15% sejak awal tahun. “Banyak pelaku pasar yang telah memperingatkan potensi risiko ini. Sayangnya, regulasi yang ketat membatasi BUMN untuk melakukan buy back saham dengan cepat,” keluhnya. BEI mencatat volume jual saham BUMN meningkat 40% sejak Februari.

Baca:

Bank BTN Ganti Bank Jago di Formasi IDX30 Baru BEI

BEI Santuni 127 Emiten Pelanggar Laporan Keuangan, Termasuk BUMN

Ancaman Capital Outflow
Eddy Herwanto memprediksi bahwa jika Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak memberikan sinyal positif, capital outflow akan semakin besar. “Hedge funds siap menarik dana dari bursa dan surat utang pemerintah.” Ia juga menyoroti adanya benturan kepentingan dari eksekutif puncak Danantara, yang membuat pasar bereaksi negatif. “Pasar tidak menerima kehadiran mereka. Prabowo harus mengganti mereka agar ada kepercayaan. Jika tidak, outflow bisa mencapai Rp50 triliun di kuartal II,” katanya.

Dalam hal ini, Eddy Herwanto meminta agar Bank Indonesia tidak dipaksa untuk buy back obligasi asing. “Utang BI ke Kementerian Keuangan dari periode Covid-19 masih mencapai Rp1.100 triliun, jangan tambah beban,” tegasnya.

Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Previous Post

IHSG Terpuruk 8,59% Sebabkan Trading Halt 30 Menit

Next Post

Surplus Neraca Perdagangan Dukung Ketahanan Eksternal Indonesia

Next Post

Surplus Neraca Perdagangan Dukung Ketahanan Eksternal Indonesia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor