BeritaInvestor.id – Lembaga keuangan asing, HSBC Holdings Plc, mengikuti jejak Morgan Stanley dengan menurunkan prospek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dari “overweight” menjadi “neutral”. Penurunan peringkat ini didasarkan pada dua faktor utama yang dinilai akan mempengaruhi kinerja emiten domestik.
Faktor Penurunan Peringkat
- Depresiasi Rupiah dan Suku Bunga Tinggi: Analis HSBC memperkirakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah serta tingginya suku bunga akan berdampak negatif pada profitabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan finansial yang signifikan bagi emiten domestik.
- Ketidakpastian Kebijakan Pasca Pemilu: Transisi pemerintahan dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden baru menimbulkan ketidakpastian bagi investor terkait kebijakan ekonomi dan regulasi di masa depan. Ketidakpastian ini dianggap sebagai risiko tambahan yang perlu dipertimbangkan oleh para investor.
Optimisme terhadap Bursa Saham Korea Selatan
Di sisi lain, HSBC menunjukkan optimisme terhadap bursa saham Korea Selatan (Korsel), dengan menaikkan peringkatnya dari “neutral” menjadi “overweight”. Sektor semikonduktor Korsel diprediksi akan mengalami pertumbuhan pesat berkat kebijakan pemerintah yang mendukung industri ini.
“Kami memperkirakan kinerja keuangan sektor semikonduktor, yang sebelumnya tertinggal, akan mengejar sektor teknologi di kuartal mendatang,” kata ahli keuangan HSBC, Herald van der Linde. Optimisme ini mendorong indeks Kospi mencapai level tertinggi sejak awal 2022, menembus angka 2.779.
Dampak bagi IHSG
Sementara itu, IHSG masih mengalami penurunan kumulatif sebesar 5,05% sejak awal tahun. Penurunan prospek oleh HSBC menjadi sinyal peringatan bagi para investor di IHSG. Kombinasi dari pelemahan rupiah, suku bunga tinggi, dan ketidakpastian politik pasca pemilu merupakan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan secara cermat sebelum membuat keputusan investasi.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor