BeritaInvestor.id – PT Harum Energy Tbk (HRUM) membukukan rugi bersih pada kuartal III-2023 sebesar US$ 43,9 juta karena adanya penyesuaian satu kali terkait nilai wajar investasinya di PT Infei Metal Industry (IMI) sebesar US$ 69,9 juta.
Padahal, jika tidak termasuk penyesuaian tersebut, HRUM sebenarnya mencatatkan laba bersih sebesar US$ 12,6 juta pada kuartal III-2023, naik 200% (yoy) atau melejit 52% (qoq).
Penurunan kinerja HRUM di kuartal III-2023 terutama disebabkan oleh pelemahan harga jual batu bara. Harga jual batu bara HRUM pada kuartal III-2023 turun 52% (yoy) menjadi US$ 87,2 per ton.
Meskipun harga jual batu bara turun, volume penjualan batu bara HRUM pada kuartal III-2023 meningkat 6% (yoy) menjadi 1,7 juta ton.
Akibatnya, margin kotor HRUM pada kuartal III-2023 turun menjadi 46,6% dari 62,2% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, PT Infei Metal Industry (IMI) – perusahaan yang baru diakuisisi HRUM – mencetak laba US$ 12,6 juta pada kuartal III-2023, melonjak 200% (yoy) atau melejit 52% (qoq).
Hal itu terutama didorong oleh produksi nikel sebanyak 8,8 ribu ton, meningkat 36% (yoy) atau naik 40% (qoq).
Mandiri Sekuritas memperkirakan harga jual nikel akan terus melemah pada tahun 2023. Oleh karena itu, perusahaan efek itu menurunkan proyeksi laba bersih HRUM tahun 2023, 2024, dan 2025 sebesar 43%, 21%, dan 29%.
Meski demikian, Mandiri Sekuritas masih merekomendasikan saham HRUM dengan target harga Rp 2.000.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor