PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), sebuah emiten yang bergerak di bidang perhiasan emas, baru-baru ini menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan India, LP Commodities Private Limited (LPCPL), untuk menjalin kerja sama dalam ekspor perhiasan emas. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja produksi dan penjualan emas perusahaan.
Sandra Sunanto, Direktur Utama Hartadinata Abadi, mengungkapkan bahwa pada tanggal 25 Mei 2023, perusahaan telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama ekspor perhiasan emas dengan LPCPL, dengan pesanan sejumlah 3 ton emas. “Nilai transaksi kerja sama ini diperkirakan mencapai US$177,82 juta atau sekitar Rp2,66 triliun,” ujarnya seperti yang dikutip dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/5).
Kerja sama ini akan berlaku selama tiga bulan, mulai dari tanggal 25 Mei 2023 hingga 25 Agustus 2023. Nilai transaksi tersebut melampaui 20 persen dari ekuitas perusahaan, sehingga dapat dikategorikan sebagai transaksi material.
Tidak ada hubungan afiliasi atau benturan kepentingan antara Hartadinata Abadi dan LPCPL berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal. Oleh karena itu, pelaksanaan transaksi ini bukanlah transaksi afiliasi atau transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana yang diatur dalam POJK No.42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
Dalam kinerjanya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp2,12 triliun pada kuartal I 2023, mengalami pertumbuhan sebesar 53,84 persen dibandingkan dengan pendapatan sebesar Rp1,37 triliun pada kuartal pertama tahun sebelumnya.
Sandra menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut didukung oleh peningkatan volume penjualan emas murni sebesar 39,82 persen (YoY) pada kuartal I 2023, mencapai 2,16 ton, yang diikuti oleh kenaikan harga jual emas rata-rata (average selling price/ASP) sebesar 10,68 persen menjadi Rp970.295.
Berdasarkan segmennya, penjualan emas kepada grosir mengalami peningkatan signifikan sebesar 92,54 persen, terutama karena adanya penjualan ekspor. Sementara itu, penjualan ke sektor ritel mencapai 6,60 persen, dan bisnis gadai sebesar 0,72 persen.
Peningkatan pendapatan tersebut juga berdampak positif pada laba bersih perusahaan yang meningkat sebesar 37,80 persen secara tahunan menjadi Rp69,84 miliar, dengan margin laba bersih (net profit margin/NPM
[tv-chart symbol=”IDX:HRTA” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]