Pada minggu sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren positif dengan mengalami kenaikan hampir 1%. Pada perdagangan Jumat (9/6/2023), IHSG berhasil ditutup dengan kenaikan sebesar 0,42% mencapai posisi 6.694,024. Selama minggu tersebut, total nilai transaksi IHSG mencapai Rp 47,2 triliun.
[tv-chart symbol=”IDX:composite” width=”420″ height=”240″ language=”en” interval=”D” timezone=”Asia/Bangkok” theme=”White” style=”1″ toolbar_bg=”#f1f3f6″ enable_publishing=”” hide_top_toolbar=”” withdateranges=”” hide_side_toolbar=”” allow_symbol_change=”” save_image=”” details=”” hotlist=”” calendar=”” stocktwits=”” headlines=”” hideideas=”” hideideasbutton=”” referral_id=””]
Kenaikan yang positif pada IHSG dalam minggu lalu terjadi setelah batas auto reject bawah (ARB) yang sebelumnya sebesar 7% ditingkatkan menjadi 15% pada awal minggu ini. Upaya ini merupakan langkah bertahap untuk mengembalikan batas auto reject secara simetris ke kondisi normal. Meskipun IHSG mengalami volatilitas selama minggu tersebut, namun pada akhirnya berhasil ditutup di zona hijau, kecuali pada perdagangan Selasa yang ditutup di zona merah.
Pada minggu ini, pasar global sedang memperhatikan kebijakan suku bunga acuan beberapa bank sentral, terutama The Federal Reserve (The Fed). Sebelumnya, pasar telah memprediksi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam pertemuan kali ini.
Berdasarkan perangkat FedWatch yang dimiliki oleh CME Group, saat ini pasar memperkirakan probabilitas sebesar 70,1% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 5% – 5,25%.
Prediksi ini didasarkan pada perlambatan ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat. Bahkan, Goldman Sachs juga memproyeksikan kemungkinan sebesar 25% bahwa AS akan mengalami resesi dalam 12 bulan mendatang.
Hari ini, data indeks keyakinan konsumen Indonesia untuk bulan Mei akan menjadi sentimen penting bagi IHSG. Proyeksi menunjukkan bahwa indeks tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 128 dari angka bulan sebelumnya, yaitu 126,1. Pergerakan IHSG dianalisis dengan menggunakan metode periode harian yang menggunakan moving average (MA) dan pivot point Fibonacci untuk mencari level resistance dan support terdekat.
Pada Jumat minggu lalu, IHSG sedikit berada di atas MA 20 yang menjadi level resistance terdekat di area 6.690. Namun, IHSG masih menghadapi hambatan di bawah level resistance berikutnya di 6.705.
Selain itu, pergerakan IHSG juga dilihat dari indikator teknikal lainnya, yaitu Relative Strength Index (RSI) yang digunakan untuk mengukur momentum. RSI adalah indikator momentum yang membandingkan kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu. RSI digunakan untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan kondisi jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Pada grafik harian, RSI berada pada level 47,85.
Selain itu, indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) juga menunjukkan bahwa grafik MACD telah melintasi garis sinyal dari bawah dan berpotensi membentuk golden cross.
Hari ini, IHSG berpotensi bergerak dengan pergerakan mixed dengan menguji level resistance terdekat di 6.705 sebelum menentukan arah selanjutnya. Sementara itu, level support terdekat berada di 6.660 dan 6.600.