BeritaInvestor.id – Pasar Surat Utang Negara (SUN) Indonesia kembali mencatatkan kinerja positif seiring derasnya arus modal asing masuk, yang dipicu oleh kebijakan pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Analis Pendapatan Tetap di PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Ahmad Nasrudin, menjelaskan bahwa pemangkasan suku bunga ini membawa angin segar bagi pasar obligasi global, termasuk Indonesia. Meski demikian, Ahmad memprediksi harga SUN akan bergerak sideways pekan ini setelah penurunan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Pergerakan Yield SUN Tenor 10 Tahun Stagnan
Imbal hasil (yield) SUN dengan tenor 10 tahun telah mengalami penurunan drastis, bergerak di kisaran 6,3-6,7%. “Saya memperkirakan yield akan cenderung sideways setelah penurunan drastis ini. Dengan arus modal asing yang besar, harga SUN sudah terdiskon cukup besar, memberikan ruang yang terbatas untuk penurunan lebih lanjut,” kata Ahmad kepada Investor Daily (22/9/2024).
Data transaksi pada 17-19 September 2024 menunjukkan investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp 19,76 triliun, mencerminkan minat yang tinggi terhadap SUN. Imbal hasil SUN 10 tahun turun menjadi 6,438% setelah The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps).
Fokus pada Data Ekonomi dan Kebijakan The Fed
Ahmad menambahkan bahwa pasar kini fokus pada rilis data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) yang akan dirilis pekan depan. Data ini akan menjadi salah satu indikator yang diawasi ketat oleh para pelaku pasar. Selain itu, pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dijadwalkan pekan ini juga akan menjadi acuan utama bagi pelaku pasar untuk memahami arah kebijakan suku bunga ke depan.
“Dengan perkembangan ini, yield SUN diperkirakan bergerak di kisaran 6,3%-6,7%, dengan kecenderungan akan ditutup pada level 6,5% pekan ini,” kata Ahmad.
Minat Tinggi dalam Lelang SUN Pekan Ini
Meski yield diperkirakan tidak akan naik signifikan, Ahmad tetap optimistis bahwa minat investor terhadap lelang SUN pekan ini akan tetap tinggi. Pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan Bank Indonesia (BI) memberikan kejelasan arah kebijakan moneter, sehingga investor melihat ini sebagai kesempatan untuk mengisi portofolio mereka dengan surat utang berkupon tinggi.
Ahmad menambahkan bahwa meskipun yield dari lelang SUN kali ini mungkin tidak setinggi ekspektasi karena harga sudah terdiskon, investor masih berpotensi mendapatkan capital gain jika suku bunga kembali dipangkas di masa mendatang. “Penawaran yang masuk pada lelang SUN pekan ini diperkirakan mencapai Rp 14-20 triliun, dan pemerintah kemungkinan akan memenangkan sekitar Rp 8 triliun,” katanya.
Preferensi Investor pada Obligasi Tenor Panjang
Dalam lelang pekan ini, obligasi dengan tenor panjang diperkirakan akan menjadi favorit para investor. Ahmad menyoroti bahwa kupon yang ditawarkan cukup menarik, terutama untuk seri PBS029 dan PBS038 yang memiliki tenor sisa sekitar 10 tahun atau lebih. Obligasi-obligasi ini dianggap memiliki potensi kenaikan harga ketika suku bunga berada pada level rendah yang lebih stabil.
Ahmad juga memperkirakan rasio bid-to-cover untuk lelang pekan ini berada di kisaran 1,75-2,75 kali, mencerminkan optimisme bahwa penawaran yang masuk akan cukup kuat, meskipun ada penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor